Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, para sahabatnya dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari Kiamat, amma ba’du:

Berikut ini lanjutan tentang waktu, keadaan dan tempat mustajab. Semoga Allah Subhaanahu wa Ta’ala menjadikan penulisan risalah ini ikhlas karena-Nya dan bermanfaat, Allahumma aamiin.

Waktu, Keadaan, dan Tempat Dimana Berdoa Ketika Itu Mustajab

32. Berdoa Setelah Wudhu ketika Berdoa dengan Doa yang Ma’tsur.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

« مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ يَتَوَضَّأُ فَيُبْلِغُ – أَوْ فَيُسْبِغُ – الْوُضُوءَ ثُمَّ يَقُولُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ إِلاَّ فُتِحَتْ لَهُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ الثَّمَانِيَةُ يَدْخُلُ مِنْ أَيِّهَا شَاءَ » .

“Tidak ada seorang pun di antara kamu yang berwudhu, lalu ia sampaikan atau sempurnakan wudhunya, kemudian setelahnya mengucapkan:

أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ

“Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, dan bahwa Muhammad adalah hamba Allah dan utusan-Nya.”

Kecuali akan dibukakan untuknya pintu surga yang delapan, di mana ia bisa masuk dari mana saja yang ia inginkan.” (HR. Muslim)

33. Doa Setelah Melempar Jamrah Shugra

34. Doa Setelah Melempar Jamrah Wustha

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila telah melempar jamrah yang dekat dengan masjid Mina, dimana Beliau melempar jamrah sebanyak tujuh kali dengan bertakbir pada setiap lemparannya, maka Beliau maju ke depannya dan berdiri menghadap kiblat sambil mengangkat kedua tangannya dan berdoa serta memperlama berdiri.

Kemudian Beliau mendatangi jamrah yang kedua, lalu melempar tujuh buah batu, dimana Beliau bertakbir pada setiap lemparannya, lalu Beliau turun ke sebelah kiri yang dekat dengan lembah dan berdiri menghadap kiblat sambil mengangkat kedua tangannya dan berdoa. Selanjutnya Beliau mendatangi jamrah yang berada dekat ‘aqabah, kemudian melemparnya dengan tujuh buah batu, dimana Beliau bertakbir pada setiap lemparannya, lalu Beliau pergi dan tidak berdiri di dekatnya. Hal ini sebagaimana yang diriwayatkan oleh Bukhari dari hadis Abdullah bin Umar radhiallahu ‘anhuma.

35. Berdoa di dalam ka’bah dan orang yang shalat di Hijr, dimana ia termasuk Baitullah.

Usamah bin Zaid menerangkan, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika masuk ke Baitullah berdoa di semua sisinya.” (HR. Muslim)

Abdullah bin Umar radhiallahu ‘anhuma berkata: Aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam masuk ke ka’bah bersama Usamah bin Zaid, Bilal, dan Utsman bin Thalhah, kemudian pintunya ditutup. Saat mereka membuka pintunya, maka aku termasuk orang yang pertama masuk, lalu aku bertemu Bilal dan bertanya kepadanya, “Apakah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat di dalamnya?” Ia menjawab, “Ya, Beliau shalat di antara dua tiang Yamani.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Aisyah radhiallahu ‘anha berkata:

سَأَلْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ الجَدْرِ أَمِنَ البَيْتِ هُوَ؟ قَالَ: «نَعَمْ» قُلْتُ: فَمَا لَهُمْ لَمْ يُدْخِلُوهُ فِي البَيْتِ؟ قَالَ: «إِنَّ قَوْمَكِ قَصَّرَتْ بِهِمُ النَّفَقَةُ»

Aku pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang jadr (Hijr), apakah ia termasuk baitullah?” Beliau menjawab, “Ya.” Lalu aku bertanya lagi, “Tetapi mengapa mereka tidak memasukkannya ke dalam Baitullah?” Beliau menjawab, “Sesungguhnya kaummu kekurangan biaya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dengan demikian, barang siapa yang berdoa di dalam Hijr, maka ia telah berdoa di dalam ka’bah, karena Hijr termasuk Baitullah.

36. Berdoa di Atas Shafa

37. Berdoa di Atas Marwah

Jabir radhiallahu ‘anhu dalam hadisnya yang panjang tentang haji Nabi shalllallahu ‘alaihi wa sallam menerangkan, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar dari pintu menuju Shafa, dan pada saat berada dekat dengan Shafa, maka Beliau membacakan ayat, “Innash shafaa wal marwata min sya’aairillah…dst.” (Al Baqarah: 158), abda’u bimaa bada’allahu bih (artinya: aku memulai dengan apa yang Allah mulai). Maka Beliau memulai dengan bukit Shafa; Beliau menaikinya sehingga Beliau melihat Baitullah dan menghadap kiblat. Beliau mentauhidkan Allah dan membesarkannya, dan berkata,

اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ اَنْجَزَ وَعْدَهُ وَ نَصَرَ عَبْدَهُ وَ هَزَمَ اْلاَحْزَابَ وَحْدَهُ

Beliau ulangi dzikir tersebut sebanyak tiga kali dan berdoa pada setiap selesai membacanya (namun untuk yang ketiga, setelahnya Beliau tidak berdoa).” Dalam hadis tersebut juga diterangkan, bahwa Beliau melakukan hal yang sama ketika di bukit Marwah seperti yang Beliau lakukan di bukit Shafa. (HR. Muslim)

38. Berdoa Ketika Berada di Masy’aril Haram

Jabir bin Abdillah radhiallahu ‘anhuma berkata tentang haji Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Selanjutnya Beliau menaiki unta al-Qaswa’, sehingga ketika tiba di Masy’arilharam, Beliau menghadap kiblat, berdoa, bertakbir, bertahlil, dan mentauhidkan Allah. Ketika itu, Beliau tetap dalam keadaan berdiri sampai hari semakin terang, lalu Beliau bertolak sebelum matahari terbit.

39. Berdoa di Sepuluh Pertama Bulan Dzulhijjah.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيْهَا أَحَبُّ إِلىَ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ – يَعْنِي أَيَّامَ الْعَشْرِ – قَالُوْا يَا رَسُوْلَ اللهِ وَلاَ الْجِهَادُ فِي سَبِيْلِ اللهِ ؟ قَالَ “وَلاَ الْجِهَادُ فِي سَبِيْلِ اللهِ إِلاَّ رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَيْءٍ

“Tidak ada hari di mana beramal saleh pada hari itu lebih dicintai Allah ‘Azza wa Jalla daripada hari-hari ini –yakni sepuluh hari (pertama bulan Dzulhijjah)- para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, tidak juga jihad fii sabiilillah?” Beliau menjawab, “Tidak juga jihad fii sabiilillah, kecuali orang yang keluar (berjihad) dengan jiwa-raga dan hartanya, kemudian tidak bersisa lagi.” (HR. Bukhari)

40. Doa orang yang banyak berdzikr

Rasulullah shallallahhu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ثَلاَثَةٌ لاَ يُرَدُّ دُعَاؤُهُمْ: الذَّاكِرُ ِللهِ كَثِيْراً، وَدَعْوَةُ الْمَظْلُوْمِ، وَالْإِمَامُ الْمُقْسِطُ

“Ada tiga doa yang tidak ditolak, yaitu doa orang yang banyak berdzikr kepada Allah, doa orang yang terzalimi, dan doa imam yang adil.” (HR. Baihaqi dalam Asy Syu’ab, dan dihasankan oleh Syaikh Al Albani dalam Ash Shahiihah no. 1211).

Di samping itu semua, seorang muslim disyariatkan banyak berdoa kepada Allah Tuhannya, karena Dia senang diminta.

Wallahu a’lam, wa shallallahu ‘ala Muhammad wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa sallam.

Oleh ustadz Marwan bin Musa

Maraji’: Ad Du’aa minal Kitaab was Sunnah (Dr. Sa’id bin Ali Al Qahthaniy), Syuruthud Du’aa (Dr.  Sa’id bin Ali Al Qahthaniy), Al Maktabatusy Syaamilah versi 3.35 dan 3.45  dll.

Flashdisk Video Belajar Iqro Belajar Membaca Al-Quran

KLIK GAMBAR UNTUK MEMBELI FLASHDISK VIDEO BELAJAR IQRO, ATAU HUBUNGI: +62813 26 3333 28