Imam Malik bin Anas (93–179 H)

Beliau, Malik bin Anas bin Malik Al-Ashbahi Al-Himyari. Beliau dilahirkan tahun 93 H di Madinah. Beliau tumbuh dan berkembang di lingkungan ilmu, mulai belajar sejak usia belasan tahun. Karena kecerdasannya, pada usia 21 tahun, beliau sudah diizinkan untuk memberi fatwa. Selama belajar, beliau mencukupkan diri dengan ilmu para ulama yang datang ke Madinah. Beliau juga menyebarkan ilmunya di Madinah. Karena itu, beliau dikenal dengan gelar “Imam Darul Hijrah” (imam negeri hijrah), karena selama hidupnya, beliau tidak pernah keluar Madinah selain untuk melaksanakan haji dan umrah.

Guru dan Murid Imam Malik

Di antara guru beliau adalah Nafi’, Ayyub As-Sikhtiyani, Humaid Ath-Thawil, Salamah bin Dinar, Atha’ Al-Khurasani, Az-Zuhri, dan masih banyak ulama lainnya. Secara khusus, beliau banyak mengambil ilmu fikih dari Rabi’ah Ar-Ra’yi. Sementara, murid beliau, antara lain: Abdullah bin Mubarak, Abdurrahman bin Mahdi, Abdullah bin Wahab, Ibnul Qasim, Al-Qa’nabi, Sa’id bin Manshur, Qutaibah, Yahya bin Bukair, dan masih banyak lagi ulama lainnya.

Pujian untuk Imam Malik

Imam Malik merupakan tokoh besar dalam Islam. Imam Asy-Syafi’i mengatakan, “Jika disebut tentang ulama maka Malik adalah bintang.” Yahya bin Qathan mengatakan, “Tidak ada seorang pun yang hadisnya lebih sahih melebihi Malik. Beliau adalah imam dalam masalah hadis.” Ibnu Uyainah mengatakan, “Siapakah kami dibandingkan Malik? Kami hanya bisa mengikuti jejak Malik.” Abdurrahman bin Mahdi tidak mau mendahulukan ulama lain sebelum Imam Malik.

Beliau dikenal sebagai ulama yang keras, disiplin, dan sangat berhati-hati dalam menyampaikan fatwa. Suatu ketika, beliau didatangi seseorang dengan membawa empat puluh pertanyaan, dan beliau hanya menjawab lima pertanyaan. Beliau pernah mengatakan, “Perisai ulama adalah jawaban ‘saya tidak tahu’. Jika dia melupakannya, berarti dia telah kalah dalam berperang.”

Beliau pernah dipukul oleh pemerintah di zaman beliau karena kesalahpahaman Gubernur Madinah terhadap pendapat beliau. Sehingga, muncullah orang-orang hasad yang memprovokasi pemerintah. Lengan beliau dipukuli, hingga beliau tidak mampu mengangkat kedua tangannya ketika salat.

Beliau memiliki beberarapa karya tulis dan banyak yang sampai kepada kita di zaman ini. Di antaranya adalah kitab Al-Muwatha’.

Wafatnya Imam Malik

Beliau meninggal pada tahun 179 H di kota Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Madinah. (Tarikh Tasyri’ Al-Islami, Master Text Book of Mediu, hlm. 155–165)

Artikel www.yufidia.com

Flashdisk Video Belajar Iqro Belajar Membaca Al-Quran

KLIK GAMBAR UNTUK MEMBELI FLASHDISK VIDEO BELAJAR IQRO, ATAU HUBUNGI: +62813 26 3333 28