Beriman Kepada Hari Akhir Beserta Tanda-Tandanya
الإيمان باليوم الاخر, وكل ما صح فيه من الأخبار وبما يتقدمه من العلامات والأشراط.
Beriman kepada hari akhir, dan kepada berita-berita yang shahih tentang hari akhir, serta beriman kepada tanda-tandanya yang mengawalinya. (Mujmal Ushul Ahlissunah karya Dr. Nashir al-‘Aql)
Penjelasan:
Hari akhir adalah hari ketika manusia dibangkitkan untuk dihisab dan diberi pembalasan. Dinamakan hari akhir, karena tidak ada lagi hari setelahnya, dimana penghuni surga menempati tempatnya dan penghuni neraka menempati tempatnya.
Termasuk beriman kepada hari akhir adalah beriman kepada tanda-tandanya.
Tanda-Tanda Hari Kiamat
Tanda kiamat ada dua, yaitu: Tanda kecil dan Tanda besar.
Tanda kecil maksudnya tanda yang menunjukkan sudah dekatnya hari kiamat.
Tanda Besar maksudnya tanda yang menunjukkan sudah sangat dekatnya hari kiamat, dimana bila sudah tiba salah satunya, maka akan diiringi dengan tanda berikutnya, seperti untaian mutiara yang terputus talinya (yakni keluar secara beriringan).
Contoh Tanda-Tanda Kecil
- Munculnya orang yang mengaku nabi, diangkatnya ilmu, banyak terjadi gempa bumi, pendeknya waktu, banyak fitnah, dan banyaknya pembunuhan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
« لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَقْتَتِلَ فِئَتَانِ عَظِيمَتَانِ ، يَكُونُ بَيْنَهُمَا مَقْتَلَةٌ عَظِيمَةٌ ، دَعْوَتُهُمَا وَاحِدَةٌ ، وَحَتَّى يُبْعَثَ دَجَّالُونَ كَذَّابُونَ ، قَرِيبٌ مِنْ ثَلاَثِينَ ، كُلُّهُمْ يَزْعُمُ أَنَّهُ رَسُولُ اللَّهِ ، وَحَتَّى يُقْبَضَ الْعِلْمُ ، وَتَكْثُرَ الزَّلاَزِلُ ، وَيَتَقَارَبَ الزَّمَانُ ، وَتَظْهَرَ الْفِتَنُ ، وَيَكْثُرَ الْهَرْجُ وَهْوَ الْقَتْلُ ، …
“Kiamat tidak akan terjadi sampai dua pasukan besar saling berperang, terjadi pertempuran dahsyat di antara keduanya, padahal yang diserukan oleh keduanya satu[1]. Demikian juga (tidak akan terjadi kiamat) sampai muncul para dajjal pendusta yang jumlahnya hampir tiga puluh. Mereka semua mengaku sebagai rasul Allah. Demikian juga sampai ilmu dicabut[2], terjadi banyak gempa bumi, waktu semakin cepat, terjadi banyak fitnah, terjadi banyak pembunuhan…dst.” (HR. Bukhari)
- Banyak umat memperebutkan sumber daya kaum muslimin.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“يُوْشِكُ اْلأُمَمُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ كَمَا تَدَاعَى الْأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا” فَقَالَ قَائِلٌ: وَمِنْ قِلَّةٍ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ؟ قَالَ: “بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيْرٌ، وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ، وَلَيَنْزِعَنَّ اللّهُ مِنْ صُدُوْرِ عَدُوِّكُمُ الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ، وَلَيَقْذِفُنَّ اللّهُ فِي قُلُوْبِكُمُ الْوَهْنَ” فَقَالَ قَائِلٌ: يَارَسُوْلَ اللّهِ، وَمَا الْوَهْنُ؟ قَالَ: “حُبُّ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ”.
“Nyaris tiba saatnya banyak umat yang memperebutkan kalian, seperti orang-orang yang makan memperebutkan hidangannya.” Ada seorang yang bertanya, “Apakah ketika itu, kita sedikit?“ Beliau menjawab: “Bahkan ketika itu, kalian berjumlah banyak, akan tetapi kalian seperti buih di atas aliran air. Sungguh, Allah akan mencabut rasa takut dari dada musuh kalian terhadap kalian dan menimpakan penyakit wahn kepada kalian.” Lalu ada yang bertanya, “Wahai Rasulullah! Apa penyakit wahn itu?” Beliau menjawab: “Cinta dunia dan takut mati.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud, dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani berdasarkan keseluruhan jalannya)
- Orang-orang bermegah-megahan dengan masjid.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مِنْ أشْرَاطِ السَّاعَةِ أَنْ يَتَبَاهَى النَّاسُ فِي الْمَسَاجِدِ
“Di antara tanda-tanda kiamat adalah orang-orang bermegah-megahan dengan (bangungan) masjid.” (HR. Nasa’i, dishahihkan oleh al-Albani dalam Shahihul Jami’ No. 5895)
- Munculnya wanita-wanita berpakaian tapi telanjang dan para algojo zalim.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
« صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلاَتٌ مَائِلاَتٌ رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لاَ يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلاَ يَجِدْنَ رِيحَهَا وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا » .
“Ada dua golongan penghuni neraka yang belum pernah aku lihat sebelumnya, yaitu: orang-orang yang membawa cemeti seperti ekor sapi yang mereka gunakan untuk mencambuki manusia dan wanita-wanita yang berpakaian tapi telanjang, yang bergoyang dan membuat orang lain ikut bergoyang. Kepala mereka mirip punuk unta yang miring. Mereka tidak masuk surga dan tidak mencium wanginya, padahal wanginya bisa dicium dari jarak perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim)
- Meluasnya perzinaan dan wanita lebih banyak daripada laki-laki.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ أَنَّ يُرْفَعَ الْعِلْمُ وَيَظْهَرَ الْجَهْلُ ، وَيُشْرَبَ الْخَمْرُ ، وَيَظْهَرَ الزِّنَا ، وَيَقِلَّ الرِّجَالُ ، وَيَكْثُرَ النِّسَاءُ ، حَتَّى يَكُونَ لِلْخَمْسِينَ امْرَأَةً الْقَيِّمُ الْوَاحِدُ » .
“Termasuk tanda kiamat adalah diangkatnya ilmu dan merebaknya kebodohan (terhadap agama), khamr diminum, zina semakin nampak, laki-laki sedikit dan wanita lebih banyak, sehingga untuk lima puluh wanita hanya ada seorang laki-laki yang mengurus.” (HR. Bukhari)
- Riba merajalela
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
بَيْنَ يَدَيِ السَّاعَةِ يَظْهَرُ الرِّبَا
“Menjelang kiamat, riba merajalela.” (HR. Thabrani, Al Mundziri berkata: “Para perawinya shahih”)
- Wanita melahirkan tuannya dan manusia berlomba-lomba meninggikan bangunan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya malaikat Jibril tentang tanda-tanda hari kiamat, Beliau menjawab:
أَنْ تَلِدَ اْلأَمَةُ رَبَّتَهَا وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُوْنَ فِي الْبُنْيَانِ
“Jika seorang budak melahirkan tuannya dan jika kamu melihat orang yang sebelumnya tidak beralas kaki dan tidak berpakaian, miskin dan penggembala domba, (kemudian) berlomba-lomba meninggikan bangunan.” (HR. Muslim)
- Amanah disia-siakan dengan diserahkan urusan kepada yang bukan ahlinya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
فَإِذَا ضُيِّعَتِ الأَمَانَةُ فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ » . قَالَ : كَيْفَ إِضَاعَتُهَا ؟ قَالَ :« إِذَا وُسِّدَ الأَمْرُ إِلَى غَيْرِ أَهْلِهِ فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ.
“Apabila amanah disia-siakan, maka tunggulah kiamat.” Ada yang bertanya, “Bagaimana menyia-nyiakannya?” Beliau menjawab: “Apabila urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kiamat.” (HR. Bukhari)
- Maraknya musik dan meminum minuman keras serta anggapan halal mengenainya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
سَيَكُوْنُ فِي آخِرِ الزَّمَاِن خَسْفٌ وَ قَذْفٌ وَ مَسْخٌ إِذَا ظَهَرَتِ الْمَعَازِفُ وَ الْقَيْنَاتُ وَ اسْتُحِلَّتِ الْخَمْرُ
“Akan ada di akhir zaman penenggelaman bumi, hujan batu dan pengubahan rupa, ketika musik dan para penyanyi marak, serta ketika khamr dianggap halal.” (HR. Ibnu Majah dan Thabrani, Shahihul Jami’ no. 3665)
لَيَكُوْنُنَّ فِي أُمَّتِي أَقْوَامٌ يَسْتَحِلُّوْنَ الْحِرَ وَ الْحَرِيْرَ وَ الْخَمْرَ وَ الْمَعَازِفَ
“Akan ada pada umatku orang-orang yang akan menganggap halal zina, sutera, khamr dan alat musik.” (HR. Bukhari dan Abu Dawud, Shahihul Jami’ no. 5466)
- Maraknya ucapan kotor, pemutusan silaturrahim, dan buruknya kehidupan bertetangga.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ الْفُحْشُ وَ التَّفَحُّشُ وَ قَطِيْعَةُ الرَّحِمِ وَ تَخْوِيْنُ اْلأَمِيْنِ وَ ائْتِمَانُ الْخَائِنِ
“Di antara tanda kiamat adalah maraknya ucapan kotor, kebiasaan berbicara kotor, pemutusan silaturrahim, dianggap khianat orang yang amanah dan dipercayanya orang yang khianat.” (HR. Thabrani dalam Al Awsath, Shahihul Jami’ no. 5894)
لاَ تَقُوْمُ السَّاعَةُ حَتَّى يَظْهَرَ الْفُحْشُ وَ التَّفَحُّشُ وَ قَطِيْعَةُ الرَّحِمِ وَسُوْءُ الْمُجَاوَرَةِ
“Kiamat tidak akan terjadi sampai maraknya ucapan kotor, kebiasaan berkata kotor, pemutusan silaturrahim dan buruknya hubungan bertetangga.” (HR. Ahmad dan Hakim, dishahihkannya dan dishahihkan oleh Adz Dzahabi)
- Banyak kematian mendadak
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ مِنْ اَمَارَاتِ السَّاعَةِ…..أَنْ يَظْهَرَ مَوْتُ الْفَجْأَةِ
“Sesungguhnya di antara tanda kiamat adalah….maraknya kematian mendadak.” (HR. Thabrani dalam al–Awsath dan adh-Dhiya, dihasankan oleh al-Albani)
- Menginginkan kematian karena beratnya penderitaan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
« لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَمُرَّ الرَّجُلُ بِقَبْرِ الرَّجُلِ فَيَقُولُ : يَالَيْتَنِى مَكَانَهُ » .
“Kiamat tidak akan terjadi sampai ada seorang yang melewati kubur seseorang lalu berkata, “Duhai, andaikata aku menggantikan posisinya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
- Akan berperangnya kaum muslimin dengan orang-orang Yahudi dan menangnya kaum muslimin dalam peperangan tersebut.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
« لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُقَاتِلَ الْمُسْلِمُونَ الْيَهُودَ فَيَقْتُلُهُمُ الْمُسْلِمُونَ حَتَّى يَخْتَبِئَ الْيَهُودِىُّ مِنْ وَرَاءِ الْحَجَرِ وَالشَّجَرِ فَيَقُولُ الْحَجَرُ أَوِ الشَّجَرُ يَا مُسْلِمُ يَا عَبْدَ اللَّهِ هَذَا يَهُودِىٌّ خَلْفِى فَتَعَالَ فَاقْتُلْهُ . إِلاَّ الْغَرْقَدَ فَإِنَّهُ مِنْ شَجَرِ الْيَهُودِ » .
“Kiamat tidak akan terjadi sampai kaum muslimin berperang dengan orang-orang Yahudi, sehingga orang Yahudi berlindung di balik batu dan pohon, maka batu atau pohon berkata, “Wahai muslim, wahai hamba Allah! Ini orang Yahudi berada di belakangku, maka bunuhlah dia”, selain pohon Gharqad, karena pohon tersebut adalah pohon orang-orang Yahudi.” (HR. Muslim)
Ditulis oleh ustadz Marwan bin Musa
Maraji’: Mujmal Ushul Ahlis Sunnah wal Jama’ah (Dr. Nashir bin Abdul Karim Al ‘Aql), Waqafat Haasimah baina yaday amaaraatis saa’ah al aatiyah (Sa’id Abdul ‘Azhim-ter.j) dll.
Keterangan:
[1] Menurut al-Hafizh Ibnu Hajar, dua pasukan besar tesebut adalah pasukan pro Ali dan pasukan pro Mu’awiyah. Peperangan dahsyat tersebut adalah Perang Shiffin.
[2] Yakni dengan diwafatkannya para ulama. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya Allah tidak akan mencabut ilmu secara langsung dengan mencabutnya dari para hamba. Akan tetapi, Dia mencabut ilmu dengan mewafatkan para ulama. Sehingga. Ketika tidak ada lagi ulama, manusia menjadikan orang-orang bodoh sebagai para tokoh. Mereka pun ditanya, lalu mereka menjawab tanpa ilmu, akhirnya mereka sesat dan menyesatkan (yang lain).” (HR. Bukhari dan Muslim)