Doa Ketika Menghadapi Kesulitan dalam Berjuang di Jalan Allah

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِي أَمْرِنَا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

“Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum yang kafir”. [QS. Ali Imran: 147]

 

Pendahuluan

Ini merupakan doa yang dipanjatkan oleh Ribbiyyun (para pengikut nabi-nabi) terdahulu yang berperang bersama nabi mereka, kemudian nabi dan sebagian mereka gugur dalam peperangan tersebut. Akan tetapi mereka yang masih hidup tidak menjadi lemah dan meninggalkan agama akibat cobaan besar yang menimpa mereka ini, namun mereka berserah diri dan kembali kepada Allah dengan doa ini untuk mengharap pertolongan dari-Nya.

 

Makna Doa

1. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا (Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami)

Yakni ampunilah dosa-dosa kecil yang telah kami lakukan.

 

2. وَإِسْرَافَنَا فِي أَمْرِنَا (dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami)

Yakni, dan ampuni pula dosa-dosa besar kami.

 

3. وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا (dan tetapkanlah pendirian kami)

Yakni, teguhkanlah hati kami agar pendirian kami dapat tetap kokoh.

 

4. وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ (dan tolonglah kami terhadap kaum yang kafir)

Yakni, jadikanlah kami orang-orang yang dapat meraih kemenangan dalam menghadapi orang-orang kafir.

 

Penjelasan

Doa ini mengandung tiga permohonan besar kepada Allah yang dapat menjadi sebab terwujudnya harapan mereka, tiga hal ini meliputi:

 

1. Memohon ampun kepada Allah

Mereka (Ribbiyyun) sadar bahwa salah satu sebab turunnya suatu cobaan kepada mereka adalah karena dosa-dosa yang pernah mereka kerjakan, baik itu dosa-dosa kecil maupun dosa-dosa besar. Dan mereka mengetahui bahwa kekalahan dan kehancuran diakibatkan dosa-dosa yang mereka perbuat. Hal ini selaras dengan firman Allah yang berbunyi:

 

أَلَمْ يَرَوْا كَمْ أَهْلَكْنَا مِنْ قَبْلِهِمْ مِنْ قَرْنٍ مَكَّنَّاهُمْ فِي الأَرْضِ مَا لَمْ نُمَكِّنْ لَكُمْ وَأَرْسَلْنَا السَّمَاءَ عَلَيْهِمْ مِدْرَاراً وَجَعَلْنَا الأَنْهَارَ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهِمْ فَأَهْلَكْنَاهُمْ بِذُنُوبِهِمْ وَأَنْشَأْنَا مِنْ بَعْدِهِمْ قَرْناً آخَرِينَ” [الأنعام:6]

“Apakah mereka tidak memperhatikan berapa banyak generasi yang telah Kami binasakan sebelum mereka, padahal (generasi itu) telah Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, yaitu keteguhan yang belum pernah Kami berikan kepadamu, dan Kami curahkan hujan yang lebat atas mereka dan Kami jadikan sungai-sungai mengalir di bawah mereka, kemudian Kami binasakan mereka karena dosa mereka sendiri, dan Kami ciptakan sesudah mereka generasi yang lain.” [QS. al-An’am:6]

 

ayat ini menyatakan bahwa dosa suatu kaum dapat menjadi sebab kebinasaan mereka, meskipun mereka sebelumnya hidup dalam kemakmuran dan kesejahteraan. 

 

2. Memohon keteguhan hati

Berjuang di jalan Allah bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan, terlebih lagi untuk tetap teguh dan istiqamah di atasnya. Oleh sebab itu mereka (Ribbiyyun) memohon kepada Allah agar dikaruniai hati dan keyakinan yang kuat sehingga mereka dapat tetap teguh ketika menghadapi kesulitan yang mereka temui saat berjuang di jalan Allah.

Allah juga menceritakan dalam al-Qur’an kisah Nabi Daud dan Thalut bersama pasukannya ketika akan menghadapi Jalut dan pasukannya; bahwa mereka juga memohon kepada Allah keteguhan sebelum kedua pasukan ini saling bertempur di medan perang. Hal ini Allah ceritakan pada surat al-Baqarah ayat 250:

 

وَلَمَّا بَرَزُوا لِجَالُوتَ وَجُنُودِهِ قَالُوا رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

“Tatkala Jalut dan tentaranya telah nampak oleh mereka, merekapun (Thalut dan tentaranya) berdoa: “Ya Tuhan kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami, dan kokohkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir”. [QS. al-Baqarah: 250]

 

Berkat doa ini mereka dapat mengalahkan pasukan Jalut, bahkan Jalut sendiri takhluk di tangan Nabi Daud.

 

3. Memohon pertolongan dalam menghadapi musuh

Meski Ribbiyyun berjumlah banyak, namun ini tidak membuat mereka menjadi jumawa dan sombong. Sebab mereka percaya bahwa jumlah yang banyak tidak akan berguna jika Allah tidak memberikan kepada mereka pertolongan. 

Dalam perang Hunain, Allah pernah memberi pelajaran penting bagi umat Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam. Ketika itu jumlah pasukan kaum muslimin sangat besar yaitu 12.000 pasukan, sehingga mereka merasa tidak akan mampu dikalahkan oleh pasukan musuh. Diriwayatkan bahwa seseorang dari pasukan muslimin mengatakan “Kita tidak akan terkalahkan karena jumlah kita sangat banyak”. Namun Allah menunjukkan kepada mereka bahwa kemenangan bukan karena jumlah pasukan, tapi karena karunia dan pertolongan dari-Nya. Sehingga ketika peperangan telah berlangsung, pasukan kaum muslimin tercerai-berai. Hal ini Allah ceritakan dalam surat at-Taubah ayat 25:

 

لَقَدْ نَصَرَكُمُ اللَّهُ فِي مَوَاطِنَ كَثِيرَةٍ ۙ وَيَوْمَ حُنَيْنٍ ۙ إِذْ أَعْجَبَتْكُمْ كَثْرَتُكُمْ فَلَمْ تُغْنِ عَنْكُمْ شَيْئًا وَضَاقَتْ عَلَيْكُمُ الْأَرْضُ بِمَا رَحُبَتْ ثُمَّ وَلَّيْتُمْ مُدْبِرِينَ 

“Sesungguhnya Allah telah menolong kamu (hai para mukminin) di medan peperangan yang banyak, dan (ingatlah) peperangan Hunain, yaitu diwaktu kamu menjadi congkak karena banyaknya jumlah(mu), maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu sedikitpun, dan bumi yang luas itu telah terasa sempit olehmu, kemudian kamu lari ke belakang dengan bercerai-berai.” [at-Taubah:25]

 

Dan setelah mereka sadar bahwa kemenangan hanya dari Allah maka pada akhirnya Dia memberikan mereka pertolongan. Sebagaimana yang Allah sebutkan dalam ayat selanjutnya:

 

ثُمَّ أَنْزَلَ اللَّهُ سَكِينَتَهُ عَلَىٰ رَسُولِهِ وَعَلَى الْمُؤْمِنِينَ وَأَنْزَلَ جُنُودًا لَمْ تَرَوْهَا وَعَذَّبَ الَّذِينَ كَفَرُوا ۚ وَذَٰلِكَ جَزَاءُ الْكَافِرِينَ

“Kemudian Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya dan kepada orang-orang yang beriman, dan Allah menurunkan bala tentara yang kamu tiada melihatnya, dan Allah menimpakan bencana kepada orang-orang yang kafir, dan demikianlah pembalasan kepada orang-orang yang kafir.” [at-Taubah:25]

 

Setelah para Ribbiyyun memohon kepada Allah ampunan, keteguhan, dan pertolongan dengan penuh keyakinan bahwa tidak ada yang dapat memberi mereka kemenangan selain Dia; maka Allah menjawab munajat mereka, sebagaimana yang Allah sebutkan dalam surat Ali Imran ayat 148:

 

فَآتَاهُمُ اللَّهُ ثَوَابَ الدُّنْيَا وَحُسْنَ ثَوَابِ الْآخِرَةِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

“Karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di akhirat. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan.” [Ali Imran: 148]

 

Yakni pahala di dunia berupa kemenangan, harta ghanimah, dan kekuasaan di bumi; dan pahala di akhirat berupa kenikmatan surga.

 

Penutup

Sebagai umat Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam yang dituntut untuk memperjuangkan agama Islam, maka hendaklah kita senantiasa belajar dari para Ribbiyyun dalam perjuangan mereka di jalan Allah. Jika kita senantiasa memanjatkan doa ini berarti kita telah menyandarkan perjuangan ini kepada Allah, dan dengan dibarengi keyakinan yang kuat bahwa tidak ada yang mampu memberikan pertolongan dan kemenangan kecuali Dia, semoga Allah memberikan kepada kita balasan di dunia berupa pertolongan dan kemenangan, serta balasan di akhirat berupa kenikmatan surga-Nya. Amin.

 

Flashdisk Video Belajar Iqro Belajar Membaca Al-Quran

KLIK GAMBAR UNTUK MEMBELI FLASHDISK VIDEO BELAJAR IQRO, ATAU HUBUNGI: +62813 26 3333 28