Surga

Segala puji bagi Allah Rabbul ‘aalamin, shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, keluarganya, sahabatnya dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari kiamat, amma ba’du:

Berikut ini merupakan ringkasan tentang keindahan surga dan kenikmatan yang ada di dalamnya, merujuk kepada kitabullah dan sunah Rasulullah yang shahih atau hasan –insya Allah-.

Surga dan Neraka

Surga adalah tempat yang disediakan Allah untuk orang-orang yang bertakwa. Sedangkan neraka adalah tempat yang disediakan Allah untuk orang-orang kafir, dan para pelaku maksiat -kecuali mereka yang dirahmati Allah Ta’ala-. Keduanya adalah makhluk Allah yang kekal dan sudah ada sekarang. Surga berada di tempat yang sangat tinggi (‘Illiyyiin), sedangkan neraka berada di tempat yang sangat rendah (Sijjiin).

Keindahan Surga

Di dalam surga terdapat kenikmatan yang tidak pernah dilihat oleh mata, terdengar oleh telinga, dan tidak pernah terlintas di hati manusia. Barangsiapa yang meminta surga kepada Allah sebanyak tiga kali, maka surga akan berkata, “Ya Allah, masukkanlah dia ke surga”, dan barangsiapa yang meminta perlindungan kepada Allah dari neraka sebanyak tiga kali, maka neraka akan berkata, “Ya Allah, lindungilah dia dari neraka”[1].

Di surga dan neraka sudah tidak ada kematian lagi, kematian nanti akan didatangkan dalam bentuk seekor kambing lalu disembelih di antara surga dan neraka, kemudian dikatakan, “Wahai penghuni surga! Kekal dan tidak ada kematian lagi”, maka bertambah gembira penghuni surga dan dikatakan kepada penghuni neraka “Wahai penghuni neraka! Kekal dan tidak ada kematian lagi”[2], maka bertambah sedih penghuni neraka. Demikian juga akan dikatakan kepada penghuni surga “Sesungguhnya kalian akan tetap sehat dan tidak akan sakit selama-lamanya, kalian akan tetap hidup dan tidak akan mati selama-lamanya, kalian akan tetap muda dan tidak akan tua selama-lamanya, kalian akan tetap senang dan tidak akan sengsara selama-lamanya”[3].

Di surga terdapat lautan susu, lautan air yang tidak berubah rasanya, lautan madu dan lautan arak, dari situlah mengalir sungai-sungai surga[4]. Surga memiliki delapan pintu, di mana orang yang mengucapkan syahadat setelah berwudhu’ dapat memasuki pintu mana saja yang dia kehendaki[5].

Barangsiapa ketika di dunia terbiasa menjalankan shalat, maka akan dipanggil dari pintu shalat. Barangsiapa terbiasa berjihad, maka akan dipanggil dari pintu jihad. Barangsiapa terbiasa berpuasa, maka akan dipanggil dari pintu Ar Rayyan dan barangsiapa terbiasa bersedekah, maka akan dipanggil dari pintu sedekah[6], dan pintu Ar Rayyan hanya dimasuki oleh orang-orang yang berpuasa[7].

Yang pertama kali masuk surga adalah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam[8], rombongan pertama yang masuk ke surga, wajahnya seperti bulan purnama dan rombongan kedua seperti bintang-bintang yang berkilau di langit, mereka tidak buang air kecil dan tidak buang air besar, tidak membuang ingus dan dahak serta tidak meludah, sisir mereka adalah emas dan keringat mereka adalah kesturi, pewanginya adalah kayu uluwwah (kemenyan), istri-istri mereka adalah bidadari yang bermata jeli[9], rupa mereka seperti rupa bapak mereka; Nabi Adam ‘alaihissalam yang tingginya 60 hasta[10]. Penghuni surga diilhami bertasbih dan bertahmid sebagaimana mereka diilhami bernafas ketika di dunia[11], mereka bertasbih di pagi dan petang[12].

Doa mereka adalah “Subhaanakallahumma” (Maha suci Engkau, ya Allah), penghormatannya adalah salam dan penutup doa mereka adalah “Al Hamdulillahi rabbil ‘aalamiin”[13]. Di surga terdapat 100 derajat (tingkatan) yang Allah siapkan untuk orang-orang yang berjihad di jalan-Nya, masing-masing derajat jaraknya seperti antara langit dan bumi.

Oleh karena itu, jika kita meminta surga kepada Allah, maka mintalah surga Firdaus, ia adalah surga yang paling tengah dan paling tinggi, di atasnya ada ‘Arsy Allah, dan dari sanalah sungai-sungai surga mengalir[14].

Seorang mukmin di surga diberi 100 kekuatan untuk makan, minum, dan menggauli istrinya[15]. Di surga terdapat kemah dari satu mutiara yang berongga, panjangnya 60 mil, di masing-masing sisi ada istri (yang terdiri dari bidadari dan istrinya ketika di dunia), di mana yang satu dengan yang lain tidak bisa melihat, dan seorang mukmin akan menggilir mereka[16].

Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menaruh rasa ridha’ kepada mereka dan tidak akan murka selama-lamanya[17]. Para penghuni surga melihat penghuni surga yang berada di ghurfah (kamar atas) seperti mereka melihat bintang di langit[18]. Para penghuni surga akan diberi perhiasan berupa gelang emas dan pakaian hijau dari sutera halus dan tebal, mereka duduk sambil bersandar di atas dipan-dipan yang indah[19], mereka dilayani oleh wildaan mukhalladuun (anak-anak muda yang tetap muda)[20] yang jika kita melihat mereka, nampak seperti mutiara yang bertaburan[21]. Mereka dan istri-istri mereka berada dalam tempat yang teduh, bertelekan di atas dipan-dipan, memperoleh buah-buahan dan apa yang mereka minta[22].

Mereka berada di tempat-tempat yang aman, yaitu di taman-taman dan mata air, mereka memakai sutera yang halus dan tebal, mereka duduk berhadap-hadapan, dan diberikan bidadari[23], yang bermata jeli laksana mutiara yang tersimpan baik[24], pandangannya tidak liar lagi sebaya umurnya[25], kalau seandainya wanita surga menampakkan dirinya kepada penduduk bumi, niscaya ia akan menerangi di antara keduanya dan bumi akan penuh dengan wewangian, sungguh penutup kepalanya lebih baik daripada dunia dan seisinya[26]. Mereka di surga tidak mendengar perkataan sia-sia dan tidak pula perkataan dusta[27], tetapi ucapan salam yang mereka dengarkan[28].

Para penghuni surga tidak memiliki rasa dengki, iri dan permusuhan antara yang satu dengan yang lain, mereka semua bersaudara, mereka tidak pernah lelah dan tidak akan dikeluarkan dari surga[29]. Di surga terdapat pasar yang didatangi setiap hari Jumat, lalu angin berhembus dan menerpa wajah dan pakaian mereka sehingga membuat mereka semakin menarik dan tampan. Dalam keadaan seperti itu mereka pulang kepada istri-istri mereka, lalu istri mereka berkata, “Demi Allah, kamu nampak semakin tampan dan ganteng”. Mereka menjawab, “Kamu juga semakin cantik dan ayu.”[30] Umat yang paling banyak menjadi penghuni surga adalah umat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, di mana separuh penghuni surga adalah umat Beliau[31].

Orang Terakhir yang Memasuki Surga

Penghuni surga yang paling rendah tingkatannya adalah seorang yang datang setelah penghuni surga masuk ke surga, lalu dikatakan kepadanya “Masuklah ke surga”, orang itu berkata, “Wahai Tuhanku, bagaimana caranya, semua orang telah menempati tempatnya dan telah mengambil bagiannya?” Lalu dikatakan kepadanya, “Ridhakah kamu jika kamu memiliki kerajaan seperti yang dimiliki raja di antara raja-raja dunia?” Orang itu menjawab, “Tentu aku rela, wahai Tuhanku”, lalu dikatakan kepadanya, “Untukmu seperti itu, seperti itu, seperti itu, seperti itu dan seperti itu”, ia pun berkata yang kelima kalinya, “Aku rela, wahai Tuhanku”, lalu dikatakan kepadanya, “Itu untukmu dan sepuluh yang semisalnya, dan untukmu apa yang kamu inginkan dan kamu rindukan”, orang itu pun berkata, “Aku rela wahai Tuhanku[32].

Ya Allah, masukkanlah kami ke dalam surga-Mu dan lindungilah kami dari neraka.

Oleh: Marwan bin Musa

Artikel www.Yufidia.com

Maraji’: Tafsir Ibnu Katsir (Imam Ibnu Katsir), Indahnya Surga dan Dahsyatnya neraka (Syaikh Ali Hasan, terj), Rintangan setelah kematian (Ust. Zainal Abidin), Shahihul Jami’ dll.

______________________

Keterangan:

[1] HR. Tirmidzi dll, Shahihul Jami’ no. 6275.
[2] HR. Muslim.
[3] HR. Muslim.
[4] HR. Tirmidzi, Shahihul Jaami’ no. 2122.
[5] HR. Muslim.
[6] HR. Bukhari.
[7] HR. Bukhari.
[8] HR. Ahmad, Shahihul Jaami’ no. 1.
[9] Dalam riwayat Muslim lainnya disebutkan, bahwa masing-masing mereka memiliki dua istri yang sumsum betisnya terlihat dari balik dagingnya karena demikian cantiknya.
[10] HR. Muslim.
[11] HR. Muslim.
[12] HR. Muslim.
[13] Lihat Yunus : 10
[14] HR. Bukhari.
[15] HR. Thabrani, Shahihul Jaami’ no. 1627.
[16] HR. Muslim.
[17] HR. Muslim
[18] HR. Muslim.
[19] Lihat Al Kahfi 30-31.
[20] Lihat Al Waaqi’ah : 17-18.
[21] Lihat Al Insan : 19
[22] Lihat Yaasin : 56-57.
[23] Lihat Ad Dukhan : 51-54
[24] Lihat Al Waaqi’ah : 22-23.
[25] Lihat Shaad : 52
[26] HR. Ahmad, Bukhari, Muslim dll, Shahihul Jami’ no. 5116.
[27] Lihat An Naba’ : 35
[28] Lihat Al Waaqi’ah: 26
[29] Lihat Al Hijr : 47-48.
[30] HR. Muslim.
[31] HR. Bukhari.
[32] HR. Muslim.

Flashdisk Video Belajar Iqro Belajar Membaca Al-Quran

KLIK GAMBAR UNTUK MEMBELI FLASHDISK VIDEO BELAJAR IQRO, ATAU HUBUNGI: +62813 26 3333 28