Adab-Adab Berdoa (Bag. 1)

آداب الدعاء

Sesungguhnya Allah Ta’ala mencintai jika para hamba-Nya berdoa dan meminta kepada-Nya. Keredaan Allah Ta’ala dapat diraih dengan meminta kepada-Nya dan menaati-Nya. Ibnu al-Qayyim berkata, “Sesungguhnya Allah tidak akan jemu dengan orang-orang yang meminta kepada-Nya terus menerus. Bahkan justru Dia mencintai orang-orang yang terus tekun dalam berdoa, menyukai untuk dimintai, dan murka jika tidak dimintai.” Beliau juga berkata, “Makhluk yang paling Allah cintai adalah orang yang paling banyak dan paling baik dalam meminta kepada-Nya. Dia menyukai orang-orang yang tekun berdoa kepada-Nya. Semakin tekun seorang hamba dalam meminta kepada Allah, maka Dia akan semakin mencintainya, dekat kepadanya, dan memberinya (apa yang diminta).”

Doa memiliki keutamaan yang besar. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Ibadah yang paling utama adalah berdoa.” (Diriwayatkan oleh Imam Hakim dan beliau menyahihkannya).

Juga sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Tidak ada yang lebih mulia bagi Allah Ta’ala daripada doa.” (Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan lainnya, dan dihasankan oleh al-Albani).

Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, “Sesungguhnya Allah Maha Pemalu lagi Maha Pemurah, Dia malu jika ada seseorang yang mengangkat kedua tangan kepada-Nya lalu mengembalikan kedua tangan itu dalam keadaan kosong dan kecewa (tanpa dikabulkan yang ia minta).” (Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan lainnya, dan dihasankan oleh al-Albani).

Ada beberapa adab dalam berdoa, jika seseorang senantiasa menjalankan adab-adab ini maka diharapkan doanya akan dikabulkan. Di antara adab-adab ini adalah:

PERTAMA: Membuka doa dengan zikir dan pujian kepada Allah, dan menutupnya dengan salawat kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam

Diriwayatkan dari Buraidah al-Aslami radhiyallahu ‘anhu, ia berkata “bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mendengar seorang lelaki yang berdoa dengan mengucapkan, ‘ALLAAHUMMA INNII AS-ALUKA BI-ANNII ASYHADU ANNAKA ANTA ALLAHU LAA ILAAHA ILLAA ANTA, AL-AHADUSH SHAMAD, ALLADZII LAM YALID WA LAM YUULAD, WA LAM YAKUN LAHUU KUFUWAN AHAD (Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada Engkau bahwa aku bersaksi Engkau adalah Allah, tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau, Yang Maha Esa dan Yang dituju dalam segala kebutuhan, Yang tidak beranak dan tidak diperanakkan, dan Yang tidak ada yang setara dengan-Nya).’ Kemudian Rasulullah bersabda, ‘Demi dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya! Sungguh dia telah meminta kepada Allah dengan nama-Nya yang paling agung, yang jika doa dipanjatkan kepada-Nya dengan nama itu, maka Allah akan mengabulkan, dan jika Dia diminta dengan nama itu, maka Dia akan memberi.'” (Diriwayatkan oleh Abu Daud dan lainnya dan disahihkan oleh al-Albani).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, “Seluruh doa terhalang hingga diucapkan selawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (Diriwayatkan oleh ad-Dulaimi dalam kitab Musnad al-Firdaus dari Anas dan al-Baihaqi dalam kitab Syu’ab al-Iman dari Ali dengan sanad yang mauquf dan dihasankan oleh al-Albani).

Abu Salman ad-Darani rahimahullah berkata, “Barangsiapa yang hendak meminta suatu kebutuhan kepada Allah, maka hendaklah dia memulai dengan salawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu meminta kebutuhannya kepada-Nya, kemudian menutupnya juga dengan salawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, karena Allah ‘Azza wa Jalla menerima dua salawat itu, sedangkan Dia Maha Pemurah sehingga tidak akan meninggalkan doa yang ada di antara dua salawat itu.”

KEDUA: Menunggu waktu-waktu dan keadaan-keadaan mulia untuk berdoa, seperti pada hari Arafah yang ada dalam satu tahun, bulan Ramadan dari setiap beberapa bulan, hari Jum’at yang ada setiap minggu, dan waktu sahur yang ada dari jam-jam setiap malam. Di antara waktu-waktu dan keadaan-keadaan yang dapat menguatkan pengabulan doa adalah sebagai berikut:

1. Waktu Allah turun (ke langit dunia)
   Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
   إِنَّ مِنْ اللَّيْلِ سَاعَةً لَا يُوَافِقُهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللَّهَ فيها خيراً من أمر الدنيا والآخرة إلا أعطاه إياه وذلك في كل ليلة

   “Sesungguhnya pada malam hari terdapat satu waktu yang tidaklah seorang hamba muslim yang meminta kepada Allah Ta’ala pada waktu itu kebaikan dari urusan dunia dan akhirat melainkan Allah akan memberinya hal itu dan ini ada pada setiap malam.” (Diriwayatkan oleh Imam Muslim).

   Ibnu Khuzaimah juga meriwayatkan dalam kitab at-Tauhid dari Utsman bin Abu al-Ash radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
   

   ينزلُ اللهُ تبارك وتعالَى إلى سماءِ الدُّنيا كلَّ ليلةٍ فيقولُ: هل من داعٍ فأستجيبَ له؟ هل من سائلٍ فأُعطيَه؟ هل من مستغفرٍ فأغفرَ له؟

   “Allah Tabaraka wa Ta’ala turun ke langit dunia setiap malam dan berfirman, ‘Apakah ada yang berdoa sehingga Aku akan mengabulkannya? Apakah ada yang meminta sehingga Aku akan memberinya? Apakah ada yang memohon ampun sehingga Aku akan mengampuninya?’”

   Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

   أقرب ما يكون الرب من العبد في جوف الليل الآخر، فإن استطعت أن تكون ممن يذكر الله في تلك الساعة فكن

   “Saat Tuhan paling dekat dengan hamba-Nya adalah pada waktu-waktu terakhir malam. Jika kamu bisa menjadi orang yang berzikir kepada Allah pada saat itu, maka lakukanlah!” (Diriwayatkan oleh Imam at-Tirmidzi dan lainnya dan disahihkan oleh al-Albani).

   2- في السجود:
   قال – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ -: “وأما السجود فاجتهدوا في الدعاء فقَمِن (أي جدير) أن يستجاب لكم“. (مسلم).
   3- أن يبيت طاهرا على ذكر فيتعار من الليل فيدعو:
   قال – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ -: “ما من مسلم يبيت على ذكر طاهراً فيتعار من الليل(أي يتقلب ويستيقظ) فيسأل الله تعالى خيراً من أمر الدنيا والآخرة إلا أعطاه إياه” (أحمد وغيره) .
   4- عند الأذان:
   قال – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ -: “إذا نادى المنادي فتحت أبواب السماء واستجيب الدعاء” (صححه الألباني في صحيح الجامع) .

   وقال – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ -: “إذا نودي بالصلاة فتحت أبواب السماء واستجيب الدعاء” (صححه الألباني).

2. Saat sujud
   Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
   
   وَأَمَّا السُّجُودُ فَاجْتَهِدُوا فِي الدُّعَاءِ فَقَمِنٌ أَنْ يُسْتَجَابَ لَكُمْ
   

   “Sedangkan sujud, maka bersungguh-sungguhlah dalam doa, karena (berdoa pada saat itu) layak dikabulkan untuk kalian.” (Diriwayatkan oleh Imam Muslim).

3. Tidur pada malam hari dalam keadaan suci dan berzikir sebelum tidur, lalu saat bangun malam, dia berdoa
   Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

   مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَبِيتُ عَلَى ذِكْرٍ طَاهِرًا فَيَتَعَارُّ مِنْ اللَّيْلِ فَيَسْأَلُ اللَّهَ خَيْرًا مِنْ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ

   “Tidaklah seorang Muslim tidur dalam keadaan telah berdzikir dan suci, lalu bangun pada sebagian malam dan meminta kepada Allah kebaikan di dunia dan di akhirat kecuali Allah akan memberinya.” (Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan lainnya).

4. Saat azan dikumandangkan
   Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

   إِذَا نَادَى الْمُنَادِي فُتِحَتْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَاسْتُجِيْبَ الدُّعَاءُ

   “Jika muazin mengumandangkan azan, pintu-pintu langit dibuka, dan doa dikabulkan.” (Disahihkan oleh al-Albani dalam kitab Shahih al-Jami).

   Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

   إِذَا نُودِي بِالصَّلاة فُتِحَتْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَاسْتُجِيْبَ الدُّعَاءُ

   “Jika panggilan salat dikumandangkan, pintu-pintu langit dibuka, dan doa dikabulkan.” (Disahihkan oleh al-Albani).

   5-بين الأذان والإقامة:
   قال رسول الله – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ -: “الدعاء بين الأذان والإقامة مستجاب فادعوا” (صححه الألباني) .

   6، 7، 8- عند نزول المطر، وعند التقاء الجيوش، وعند إقامة الصلاة:قال رسول الله – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ -: “ثنتان ما تردان: الدعاء عند النداء وتحت المطر” (الحاكم وحسنه الألباني) .

   وقال رسول الله – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ -: “اطلبوا استجابة الدعاء عند التقاء الجيوش، وإقامة الصلاة، ونزول الغيث” (صححه الألباني) .

   9- آخر ساعة من نهار الجمعة:

   قال رسول الله – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ -: “يوم الجمعة ثنتا عشرة ساعة، منها ساعة لا يوجد عبد مسلم يسأل الله فيها شيئاً إلا آتاه الله إياه، فالتمسوها آخر ساعة بعد العصر” (صححه الألباني) .

   10- دعاء الأخ لأخيه بظهر الغيب:
   قال رسول الله – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ -: “دعاء الأخ لأخيه بظهر الغيب لايرد“.(صححه الألباني)

    

5. Waktu di antara azan dan iqamah
   Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

   الدُّعَاءُ بَيْنَ الْأَذَانِ وَالْإِقَامَةِ مُسْتَجَابٌ فَادْعُوا

   “Doa di antara azan dan iqamah adalah mustajab, maka berdoalah.” (Disahihkan oleh al-Albani).

6. Saat turun hujan
7. saat dua pasukan saling bertempur
8. saat iqamah salat
   Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

   ثِنْتَانِ مَا تُرَدَّانِ: الدُّعَاءُ عِنْدَ النِّدَاءِ وَتَحْتَ الْمَطَرِ

   “Dua hal yang tidak akan tertolak: berdoa saat azan berkumandang dan saat hujan turun.” (Diriwayatkan oleh Imam Hakim dan dihasankan oleh al-Albani).

   Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:

   اُطْلُبُوا اسْتِجَابَةَ الدُّعَاءِ عِنْدَ ثَلَاثٍ عِنْدَ الْتِقَاءِ الْجُيُوشِ ، وَإِقَامَةِ الصَّلَاةِ ، وَنُزُولِ الْغَيْثِ

   “Carilah pengabulan doa pada tiga keadaan, saat bertemunya dua pasukan (pasukan muslim dan pasukan kafir), saat iqamah salat dikumandangkan, dan saat hujan turun.” (Disahihkan oleh al-Albani).

    

9. Saat-saat terakhir pada hari Jumat
   Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

   يَوْمُ الْجُمُعَةِ اثْنَتَا عَشْرَةَ سَاعَةً لاَ يُوجَدُ فِيْهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللهَ شَيْئًا إِلاَّ آتَاهُ إِيَّاهُ فَالْتَمِسُوهَا آخِرَ سَاعَةٍ بَعْدَ الْعَصْرِ

   “Hari Jumat itu dua belas jam, tidak ada seorangpun hamba Muslim yang meminta kepada Allah sesuatu pada waktu itu melainkan Allah akan memberinya hal itu, maka berusahalah mendapatkan waktu itu pada saat-saat terakhir setelah asar.” (Disahihkan oleh al-Albani).

10. Doa seseorang untuk saudaranya tanpa dia ketahui
    Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

    دُعَاءُ اْلأَخِ لِأَخِيْهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ لَا يُرَدُّ

    “Doa seseorang bagi saudaranya tanpa sepengetahuannya, tidak akan ditolak.” (Disahihkan oleh al-Albani).

Sumber:

https://www.islamweb.net/آداب الدعاء

Sumber artikel PDF