Bismillaahirrohmaanirrohiim
Perkenankan kami berbagi.
Kaum muslimin yang berbahagia.
Pada kesempatan ini, kita akan belajar tentang: Adab dalam Safar.
Ada beberapa adab yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, di antaranya:
PERTAMA:
Sebelum melakukan safar, hendaknya kita menyelesaikan semua urusan terkait sesama anak Adam, seperti utang, mengembalikan barang pinjaman, mengembalikan amanah, dst.
Allah berfirman,
إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya.” (QS. An-Nisa: 58)
KEDUA:
Sebelum keluar rumah, hendaknya mengerjakan shalat 2 rakaat.
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا خَرَجْتَ مِنْ مَنْزِلِكَ فَصَلِّ رَكْعَتَيْنِ تَمْنَعَانِكَ مِنْ مَخْرَجِ السُّوْءِ وَإِذَا دَخَلْتَ إِلَى مَنْزِلِكَ فَصَلِّ رَكْعَتَيْنِ تَمْنَعَانِكَ مِنْ مَدْخَلِ السُّوْءِ
“Jika engkau keluar dari rumahmu, maka lakukanlah shalat dua rakaat, yang dengan ini akan menghalangimu dari kejelekan yang berada di luar rumah. Jika engkau memasuki rumahmu, maka lakukanlah shalat dua rakaat, yang akan menghalangimu dari kejelekan yang masuk ke dalam rumah.” (HR. Al-Bazzar, dan dishahihkan al-Albani)
KETIGA:
Dianjurkan untuk pamitan dan menitipkan pesan, baik bagi musafir, maupun orang yang ditinggal.
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu menceritakan, bahwa ada seseorang yang mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan mengatakan,
“Ya Rasulullah, saya hendak safar, mohon nasehatilah saya.”
Beliau bersabda,
عَلَيْكَ بِتَقْوَى اللهِ وَالتَّكْبِيرِ عَلَى كُلِّ شَرَفٍ
“Bertakwalah kepada Allah, dan bertakbirlah setiap melewati jalan menanjak.”
Ketika orang ini pergi, beliau berdoa,
اللَّهُمَّ اطْوِ لَهُ الْبُعْدَ وَهَوِّنْ عَلَيْهِ السَّفَرَ
“Ya Allah, pendekkanlah jarak bumi untuknya, dan mudahkanlah perjalanan safarnya.” (HR. Ahmad, Turmudzi, dan dihasankan Syuaib al-Arnauth)
Di antara pesan yang disampaikan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bagi orang yang hendak safar,
أَسْتَوْدِعُ اللهَ دِينَكَ وَأَمَانَتَكَ وَخَوَاتِيمَ عَمَلِكَ
“Aku titipkan kepada Allah agamamu, amanahmu, dan ujung akhir amalmu.” (HR. Ahmad, Abu Daud, dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth)
Kemudian orang yang hendak safar, mengatakan kepada orang yang ditinggal,
أَسْتَوْدِعُكَ اللهَ الَّذِي لَا تَضِيعُ وَدَائِعُهُ
“Aku titipkan Anda kepada Allah. Dia tidak akan menyia-nyiakan titipan itu.” (HR. Ibnu Majah, dan dishahihkan al-Albani)
KEEMPAT:
Lakukanlah safar bersama rombongan, dan tidak sendirian.
Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَوْ يَعْلَمُ النَّاسُ مَا فِي الْوَحْدَةِ مَا أَعْلَمُ مَا سَارَ رَاكِبٌ بِلَيْلٍ وَحْدَهُ
“Seandainya manusia mengetahui apa-apa yang ada pada safar sendirian, sebagaimana yang aku ketahui, maka seorang musafir tidak akan melakukan safar pada malam hari sendirian.” (HR. Al-Bukhari)
Dan jika safar dilakukan bersama rombongan, maka tunjuklah salah seorang sebagai ketua rombongan.
Dari Abu Sa’id al-Khudri, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا خَرَجَ ثَلَاثَةٌ فِي سَفَرٍ فَلْيُؤَمِّرُوا أَحَدَهُمْ
“Apabila tiga orang akan berangkat safar, hendaklah mereka memilih salah seorang sebagai ketua rombongan.” (HR. Abu Dawud, dan dishahihkan al-Albani)
KELIMA:
Jika tidak mendesak, dianjurkan memulai berangkat safar pada hari Kamis.
Ka’ab bin Malik radhiyallahu ‘anhu menceritakan,
أَقَلُّ مَا كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْرُجُ إِذَا أَرَادَ سَفَرًا إِلَّا يَوْمَ الْخَمِيسِ
“Jarang sekali Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mulai melakukan safar pada selain hari kamis.” (HR. Ahmad, ad-Darimi, dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth)
KEENAM:
Hindari musik atau membawa anjing ketika safar. Karena malaikat tidak akan menyertainya.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَا تَصْحَبُ الْمَلَائِكَةُ رُفْقَةً فِيهَا كَلْبٌ وَلَا جَرَسٌ
“Sesungguhnya malaikat tidak akan menyertai rombongan yang di dalamnya ada anjing atau lonceng.” (HR. Muslim, Abu Daud, dan yang lainnya)
KETUJUH:
Disunnahkan bagi musafir untuk melakukan perjalanan pada malam hari.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
عَلَيْكُمْ بِالدُّلْجَةِ فَإِنَّ الْأَرْضَ تُطْوَى بِاللَّيْلِ
“Hendaklah kalian melakukan perjalanan pada malam hari (tatkala safar), karena bumi ketika itu dilipat (dipendekkan) pada malam hari.” (HR. Abu Dawud, dan dishahihkan al-Albani)
KEDELAPAN:
Memperbanyak doa ketika safar, karena doa musafir itu mustajab
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ثَلَاثُ دَعَوَاتٍ لاَ تُرَدُّ: دَعْوَةُ الْوَالِدِ، وَدَعْوَةُ الصَّائِمِ، وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ
“Tiga doa yang tidak akan ditolak: doa orang tua untuk anaknya, doa orang yang sedang berpuasa, dan doa orang yang sedang safar.” (HR. al-Baihaqi dan dishahihkan al-Albani)
KESEMBILAN:
Selama safar, dianjurkan untuk meng-qashar shalat, dan meninggalkan semua Shalat Rawatib, selain Qobliyah Subuh.
Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma menceritakan,
إِنِّي صَحِبْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي السَّفَرِ فَلَمْ يَزِدْ عَلَى رَكْعَتَيْنِ حَتَّى قَبَضَهُ اللهُ ، وَصَحِبْتُ أَبَا بَكْرٍ فَلَمْ يَزِدْ عَلَى رَكْعَتَيْنِ حَتَّى قَبَضَهُ اللهُ
“Saya pernah menyertai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika safar. Beliau tidak shalat lebih dari 2 rakaat, hingga Allah mewafatkan beliau. Saya pernah menyertai Abu Bakr ketika safar. Beliau tidak shalat lebih dari 2 rakaat, hingga Allah mewafatkan beliau…” (HR. Muslim)
KESEPULUH:
Beberapa doa yang dianjurkan untuk dibaca ketika safar.
- Doa ketika naik kendaraan.
بِسْمِ اللهِ الحَمْدُ لِلهِ سُبْحَانَ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ الحَمْدُ لِلهِ الحَمْدُ لِلهِ الحَمْدُ لِلهِ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ سُبْحَانَكَ إِنِّى قَدْ ظَلَمْتُ نَفْسِى فَاغْفِرْ لِى فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ
“Dengan menyebut nama Allah. Segala puji bagi Allah. Mahasuci Allah yang telah menundukkan semua ini bagi kami, padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya, dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Rabb kami. Segala puji bagi Allah. Segala puji bagi Allah. Segala puji bagi Allah. Allah Mahabesar, Allah Mahabesar. Mahasuci Engkau, sesungguhnya aku telah menzalimi diriku sendiri, maka ampunilah aku, karena tidak ada yang mengampuni dosa-dosa selain Engkau.”
Bacaan di atas, disebutkan dalam hadis riwayat Ahmad, Abu Daud, Turmudzi, dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth.
- Doa ketika mulai perjalanan.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ فِي سَفَرِنَا هَذَا الْبِرَّ وَالتَّقْوَى وَمِنَ الْعَمَلِ مَا تَرْضَى اللَّهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا سَفَرَنَا هَذَا وَاطْوِ عَنَّا بُعْدَهُ اللَّهُمَّ أَنْتَ الصَّاحِبُ فِي السَّفَرِ وَالْخَلِيفَةُ فِي الْأَهْلِ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ وَعْثَاءِ السَّفَرِ وَكَآبَةِ الْمَنْظَرِ وَسُوءِ الْمُنْقَلَبِ فِي الْمَالِ وَالْأَهْلِ
“Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepada-Mu kebaikan, ketakwaan, dan amal yang Engkau ridhai dalam safar ini. Ya Allah, ringankanlah atas kami safar ini, pendekkan perjalanan jauh kami. Ya Allah, Engkaulah teman safar kami dan pengganti kami dalam mengurus keluarga yang kami tinggal. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kesulitan safar, perubahan hati ketika melihat sesuatu, dan dari kejelekan di saat kami kembali mengurus harta, keluarga, dan anak kami.”
Doa ini berdasarkan hadis riwayat Muslim dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma.
- Bacaan ketika kendaraan melintasi tanjakan dan jalan menurun.
Dianjurkan membaca takbir setiap melintasi tanjakan dan membaca tasbih setiap melintasi jalan menurun.
Jabir bin Abdillah mengatakan,
كُنَّا إِذَا صَعِدْنَا كَبَّرْنَا وَإِذَا نَزَلْنَا سَبَّحْنَا
”Dulu apabila kami (berjalan) naik, kami bertakbir, dan apabila turun kami bertasbih.” (HR. Bukhari)
- Doa ketika singgah di suatu tempat yang asing atau tempat peristirahatan.
أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ
“Aku berlindung dengan Kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan apa-apa yang telah Dia ciptakan.”
“Barang siapa singgah di suatu tempat kemudian mengucapkan doa di atas, maka tidak ada sesuatu pun yang akan membahayakannya sampai dia beranjak dari tempat itu.” (HR. Muslim)
- Doa ketika memasuki suatu kampung.
Ketika kita memasuki satu kampung dan hendak singgah di dalamnya, hendaknya membaca,
اللَّهُمَّ رَبَّ السَّمَاوَاتِ السَّبْعِ وَمَا أَظْلَلْنَ، وَرَبَّ الْأَرَضِينَ السَّبْعِ وَمَا أَقْلَلْنَ، وَرَبَّ الرِّيَاحِ وَمَا ذَرَيْنَ، وَرَبَّ الشَّيَاطِينِ وَمَا أَضْلَلْنَ، نَسْأَلُكَ خَيْرَ هَذِهِ الْقَرْيَةِ وَخَيْرَ أَهْلِهَا، وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ أَهْلِهَا وَشَرِّ مَا فِيهَا
“Ya Allah, Tuhan langit yang tujuh dan apa yang dinaunginya, Tuhan bumi yang tujuh dan apa yang berada di atasnya, Tuhan setan-setan dan makhluk yang disesatkannya, Tuhan angin dan apa yang dibawanya. Aku meminta kepada-Mu kebaikan kampung ini dan kebaikan penghuninya, serta kebaikan yang ada di dalamnya. Aku pun berlindung kepada-Mu dari keburukannya, keburukan penghuninya, dan keburukan yang ada di dalamnya.” (HR. Nasa’i dalam ‘Amalul Yaum, Hakim dan dia menshahihkannya serta disepakati oleh Adz-Dzahabi)
KESEBELAS:
Segera pulang setelah urusan selesai.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
السَّفَرُ قِطْعَةٌ مِنَ الْعَذَابِ يَمْنَعُ أَحَدَكُمْ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ وَنَوْمَهُ فَإِذَا قَضَى أَحَدُكُمْ نَهْمَتَهُ فَلْيُعَجِّلْ إِلَى أَهْلِهِ
“Safar itu bagian dari azab (melelahkan), menghalangi salah seorang di antara kalian dari makan, minum, dan tidurnya. Maka apabila salah seorang di antara kalian telah menyelesaikan urusannya, bersegeralah pulang menemui keluarganya.” (HR. Bukhari & Muslim)
KEDUA BELAS:
Doa ketika pulang dari safar.
Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu menceritakan, “Pada waktu kami pulang safar, ketika kami telah melihat kota Madinah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca:
آيِبُونَ تَائِبُونَ عَابِدُونَ لِرَبِّنَا حَامِدُونَ
‘Orang-orang yang kembali, bertaubat, beribadah, dan hanya kepada Rabb kami semua memuji.’
Beliau terus membacanya hingga kami memasuki kota Madinah.” (HR. Bukhari & Muslim)
Semoga kita dimudahkan untuk mengamalkan sunah-sunah ini ketika safar.
Wal hamdu lillahi robbil ‘aalamiin.
Video Panduan Lengkap Adab Safar