Doa Pertaubatan Nabi Adam ‘Alaihissalam

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ [الأعراف 23]

“Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.”

Makna Doa

  • رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا (Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri)
    Ya Tuhan kami, kami telah berbuat buruk terhadap diri kami sendiri dengan berbuat maksiat kepada-Mu dan menyelisihi perintah-Mu serta mentaati musuh kami dan musuh-Mu.
  • وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا (dan jika Engkau tidak mengampuni kami)
    Dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan membatalkan hukuman kepada kami.
  • وَتَرْحَمْنَا (dan memberi rahmat kepada kami)
    Dan memberi rahmat kepada kami dengan tidak menyiksa kami.
  • لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ (niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi)
    Pasti kami akan menjadi orang-orang yang binasa.

Penjelasan

Doa ini adalah doa yang dipanjatkan Nabi Adam ‘alaihissalam dan Hawa setelah mereka berdua melanggar perintah Allah Ta’ala untuk tidak memakan buah dari pohon terlarang.

Allah Ta’ala melarang Adam ‘alaihissalam dan Hawa untuk tidak sekali-kali mendekati pohon terlarang, terlebih lagi memakan buahnya. Namun akibat godaan dari Iblis, Adam ‘alaihissalam dan Hawa memakan buah dari pohon tersebut sehingga Allah Ta’ala marah dan mengusir mereka dari surga dan menurunkan mereka ke bumi.

Kisah ini Allah Ta’ala ceritakan dalam al-Qur’an di beberapa surat, diantaranya surat al-Baqarah ayat 35-38:

Dan Kami berfirman: “Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim.

Lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman: “Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan”.

Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.

Kami berfirman: “Turunlah kamu semuanya dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati”.

Namun setelah Nabi Adam ‘alaihissalam dan Istrinya, Hawa, melakukan kesalahan tersebut, mereka menyesal dan memohon ampun kepada Allah Ta’ala dengan lafadz doa yang Allah Ta’ala wahyukan kepada Adam ini.

Demikianlah Allah Ta’ala Yang Maha Pengampun, Dia mengampuni hamba-Nya yang sungguh-sungguh bertaubat dan memohon ampun. Oleh sebab itu, hendaklah kita meneladani bapak kita Adam ‘alaihissalam yang segera memohon ampun kepada Allah Ta’ala dengan sungguh-sungguh jika melakukan kesalahan atau dosa, Syeikh as-Sa’diy mengatakan dalam tafsirnya tentang firman Allah Ta’ala:

…وَعَصَى آدَمُ رَبَّهُ فَغَوَى * ثُمَّ اجْتَبَاهُ رَبُّهُ فَتَابَ عَلَيْهِ وَهَدَى

“…dan durhakalah Adam kepada Tuhan dan sesatlah ia. Kemudian Tuhannya memilihnya maka Dia menerima taubatnya dan memberinya petunjuk.” (QS. Thaha: 121-122)

“Barangsiapa yang berbuat dosa kemudian melakukan pengakuan, penyesalan, meminta ampunan, dan tidak melakukan dosa yang sama, sebagaimana yang dilakukan Nabi Adam ‘alaihissalam, maka Allah Ta’ala akan memilihnya dan memberinya petunjuk.”

Sebagai manusia yang tidak bisa luput dari dosa dan kesalahan, selayaknya kita senantiasa membaca doa ini dengan penuh kekhusyu’an dan kesungguhan, mengharap dosa-dosa kita diampuni Allah Ta’ala; karena dosa-dosa yang kita lakukan tidak lain adalah kezaliman terhadap diri kita sendiri, sebab ia akan mendatangkan kemurkaan dan siksaan Allah Ta’ala jika Dia tidak mengampuni kita.

Semoga Allah Ta’ala memberi kita taufik untuk senantiasa bertaubat dan memohon ampun dan mengampuni dosa-dosa kita. Amin.

Referensi :

  • Tafsir Jami’ al-Bayan min Ta’wil Ayi al-Qur’an. Imam at-Thabari. Jilid 3. Hal 417.
  • Tafsir Taisir ar-Rahman Fii Tafsir al-Qur’an. Abdurrahman bin Nashir bin Sa’di. Jilid 3 Halaman 538.

Flashdisk Video Belajar Iqro Belajar Membaca Al-Quran

KLIK GAMBAR UNTUK MEMBELI FLASHDISK VIDEO BELAJAR IQRO, ATAU HUBUNGI: +62813 26 3333 28