Empat Hal

Shahabat Nabi Abu Dzar al-Ghifari radhiallaahu ‘anhu mengatakan:

 

صُوْمُوْا يَوْمًا شَدِيْدًا حَرُّهُ لِطُوْلِ النُّشُوْرِ

صَلُّوْا رَكْعَتَيْنِ فِي سَوَادِ اللَّيْلِ لِوَحْشَةِ الْقُبُوْرِ كَلِمَةُ خَيْرٍ تَقُوُلُهَا أَوْ كَلِمَةُ سُوُءٍ تَسْكُتُ عَنْهَا لِوُقُوْفِ يَوْمٍ عَظِيْمٍ تَصَدَّقْ بِمَالِكَ لَعَلَّكَ تَنْجُو مِنْ عَسِيْرِهَا

“Puasalah di hari yang sangat terik untuk mengurangi lama menunggu di Padang Mahsyar. Kerjakan sholat sunnah dua rakaat saat gelapnya malam untuk menghilangkan kesepian di alam kubur. Ucapkan perkataan yang benar atau jangan ucapkan ucapan keburukan untuk mengurangi kesusahan berdiri di Padang Mahsyar. Sedekahkan hartamu, moga dirimu selamat dari kesusahan dunia.” (Hilyah al-Auliya’ 1/165)

Dalam kutipan di atas Abu Dzar menyampaikan manfaat dari empat kebaikan:

Pertama:

Puasa di siang hari yang panas itu bermanfaat untuk mengurangi panas yang demikian menyengat saat kumpul di Padang Mahsyar.

Kedua:

Sholat malam minimal dua rakaat itu bermanfaat untuk mengurangi kegelapan dan rasa takut karena sendirian di alam kubur.

Hal ini menunjukkan bahwa cukup dengan dua rakaat seorang itu sudah disebut mengerjakan sholat malam. 

Ketiga:

Kesusahan untuk mengucapkan kalimat kebenaran atau untuk menahan diri dari berkata-kata yang buruk itu bermanfaat untuk mengurangi kesusahan berdiri di Padang Mahsyar. Kalimat kebanaran itu semisal mengatakan bahwa halal itu halal, haram itu haram, yang salah itu salah siapa pun dia dst.

Kata-kata buruk itu semisal caci maki ketika marah, celaan ketika kecewa, minta cerai ketika jengkel sama suami dll

Keempat:

Susah dan berat hati untuk bersedekah (namun tetap bersedekah) itu bermanfaat untuk mengurangi kesusahan hidup di dunia. Ini semua menunjukkan bahwa balasan perbuatan kita itu sejenis dengan perbuatan yang kita lakukan.

Penulis: Ustadz Aris Munandar, S.S., M.P.I.

Flashdisk Video Belajar Iqro Belajar Membaca Al-Quran

KLIK GAMBAR UNTUK MEMBELI FLASHDISK VIDEO BELAJAR IQRO, ATAU HUBUNGI: +62813 26 3333 28