Waktu, Keadaan, dan Tempat Dimana Berdoa Ketika Itu Mustajab (bag. 2)

Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, para sahabatnya dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari Kiamat, amma ba’du:

Berikut ini lanjutan tentang waktu, keadaan dan tempat mustajab. Semoga Allah Subhaanahu wa Ta’ala menjadikan penulisan risalah ini ikhlas karena-Nya dan bermanfaat, Allahumma aamiin.

Waktu, Keadaan, dan Tempat Dimana Berdoa Ketika Itu Mustajab

16. Berdoa setelah memuji Allah dan bershalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di tasyahhud akhir.

Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu berkata:

كُنْتُ أُصَلِّي وَالنَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَأَبُو بَكْرٍ، وَعُمَرُ مَعَهُ، فَلَمَّا جَلَسْتُ بَدَأْتُ بِالثَّنَاءِ عَلَى اللَّهِ، ثُمَّ الصَّلَاةِ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، ثُمَّ دَعَوْتُ لِنَفْسِي، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «سَلْ تُعْطَهْ، سَلْ تُعْطَهْ»

Aku pernah shalat, sedangkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Abu Bakar dan Umar ada bersamanya. Ketika aku duduk, maka aku memulai dengan memuji Allah, bershalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu aku berdoa untuk diriku, maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Mintalah! Engkau akan diberi, mintalah! Engkau akan diberi.” (HR. Tirmidzi, ia berkata, “Hasan shahih,” Nasa’i dan Ahmad, dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani)

Fudhalah meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mendengar seseorang melakukan shalat, ia mengagungkan Allah, memuji-Nya dan bershalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ادْعُ تُجَبْ، وَسَلْ تُعْطَ

“Berdoalah, engkau akan dikabulkan, dan mintalah, maka engkau akan diberi.” (HR. Nasa’i, dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani).

17. Ketika berdoa dengan menggunakan Ismulllahil a’zham yang apabila berdoa dengannya akan dikabulkan dan apabila meminta dengannya, maka akan diberi.

عَنْ أَنَسٍ، أَنَّهُ كَانَ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صلّى الله عليه وسلم جَالِسًا وَرَجُلٌ يُصَلِّي، ثُمَّ دَعَا: اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِأَنَّ لَكَ الْحَمْدُ، لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ الْمَنَّانُ، بَدِيعُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ، يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ، يَا حَيُّ يَا قَيُّومُ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَقَدْ دَعَا اللَّهَ بِاسْمِهِ الْعَظِيمِ، الَّذِي إِذَا دُعِيَ بِهِ أَجَابَ، وَإِذَا سُئِلَ بِهِ أَعْطَى»

Dari Anas, bahwa ia pernah bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam keadaan duduk, sedangkan ketika itu ada seorang yang shalat, lalu ia berdoa, “Ya Allah, sesungguhnya aku meminta kepada-Mu, karena milik Engkau segala pujian, tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Engkaulah Maha Pemberi, Engkau yang menciptakan langit dan bumi. Wahai yang memiliki kebesaran dan kemuliaan, wahai Yang Maha Hidup lagi sendiri mengurus makhluk-Nya.” Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh, dia telah berdoa dengan nama Allah Yang Agung (ismullahil a’zham), yang apabila seseorang berdoa dengannya Dia akan mengabulkan, dan apabila meminta dengannya, maka Dia akan berikan.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, Ahmad, Hakim, dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani).

18. Doa Seorang Muslim untuk Saudaranya yang Muslim.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:

« دَعْوَةُ الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ لأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ مُسْتَجَابَةٌ عِنْدَ رَأْسِهِ مَلَكٌ مُوَكَّلٌ كُلَّمَا دَعَا لأَخِيهِ بِخَيْرٍ قَالَ الْمَلَكُ الْمُوَكَّلُ بِهِ آمِينَ وَلَكَ بِمِثْلٍ » .

Doa orang muslim untuk saudaranya tanpa di hadapannya adalah mustajab. Di dekatnya ada malaikat yang diserahkan (untuknya). Setiap kali ia mendoakan kebaikan untuk saudaranya, maka malaikat yang diserahkan untuknya berkata, “Amin (artinya: kabulkanlah ya Allah),” dan kamu memperoleh hal yang sama.” (HR. Muslim)

19. Doa pada Hari Arafah di Arafah.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

خَيْرُ الدُّعَاءِ دُعَاءُ يَوْمِ عَرَفَةَ، وَخَيْرُ مَا قُلْتُ أَنَا وَالنَّبِيُّونَ مِنْ قَبْلِي: لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ المُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

“Sebaik-baik doa adalah doa pada hari ‘Arafah, dan sebaik-baik apa yang aku dan para nabi sebelumku ucapkan adalah, “Tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah. Milik-Nya kerajaan dan milik-Nya pujian, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.” (HR. Tirmidzi dan Malik, dan dihasankan oleh Syaikh al-Albani)

20. Berdoa pada bulan Ramadhan

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا كَانَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الرَّحْمَةِ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ جَهَنَّمَ، وَسُلْسِلَتِ الشَّيَاطِينُ

“Apabila Ramadhan tiba, maka dibuka pintu-pintu rahmat, ditutup pintu-pintu Jahannam, dan dibelenggu setan-setan.” (HR. Muslim)

21. Ketika Kaum Muslim Berkumpul di Majlis Dzikr

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَمَنْ سَلَكَ طَرِيْقاً يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْماً سَهَّلَ اللهُ بِهِ طَرِيْقاً إِلَى الْجَنَّةِ، وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوْتِ اللهِ يَتْلُوْنَ كِتَابَ اللهِ وَيَتَدَارَسُوْنَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمْ السَّكِيْنَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ، وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ، وَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيْمَنْ عِنْدَهُ، وَمَنْ بَطَأَ فِي عَمَلِهِ لَمْ يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُهُ .

“Dan barang siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga. Tidaklah berkumpul sebuah kaum di salah satu rumah Allah membaca kitab Allah dan mempelajarinya sesama mereka, kecuali akan turun kepada mereka ketenangan dan rahmat, dan mereka akan dikelilingi malaikat serta akan disebut Allah di hadapan makhluk yang ada di sisi-Nya. Barang siapa yang lambat amalnya, maka nasabnya tidak dapat mempercepatnya.” (HR. Muslim)

22. Ketika berdoa setelah mendapat musibah, yaitu setelah mengucapkan istirja’, yaitu ucapan innaa lillahi wa innaa ilaihi raaji’uun.

Ummu Salamah berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

” مَا مِنْ مُسْلِمٍ تُصِيبُهُ مُصِيبَةٌ، فَيَقُولُ مَا أَمَرَهُ اللهُ: {إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ} [البقرة: 156] ، اللهُمَّ أْجُرْنِي فِي مُصِيبَتِي، وَأَخْلِفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا، إِلَّا أَخْلَفَ اللهُ لَهُ خَيْرًا مِنْهَا “، قَالَتْ: فَلَمَّا مَاتَ أَبُو سَلَمَةَ، قُلْتُ: أَيُّ الْمُسْلِمِينَ خَيْرٌ مِنْ أَبِي سَلَمَةَ؟ أَوَّلُ بَيْتٍ هَاجَرَ إِلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، ثُمَّ إِنِّي قُلْتُهَا، فَأَخْلَفَ اللهُ لِي رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

“Tidak ada seorang muslim yang ditimpa musibah, lalu ia mengucapkan apa yang diperintahkan Allah, yaitu “Innaa lillahi…dst.” (artinya: sesungguhnya kami milik Allah dan akan kembali kepada-Nya. Ya Allah, berilah pahala terhadap musibahku dan gantilah dengan yang lebih baik darinya),

Ummu Salamah berkata, “Maka ketika Abu Salamah wafat, aku berkata, “Siapakah kaum muslim yang lebih baik dari Abu Salamah? Keluarga yang pertama hijrah kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam? Kemudian aku mengucapkan kalimat itu, ternyata Allah menggantikan Abu Salamah dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. (HR. Muslim)

23. Berdoa ketika hati sedang menghadap kepada Allah dan sedang dalam keadaan ikhlas.

Dalil tentang hal ini adalah kisah tiga orang yang tertutup dalam gua karena jatuhnya batu besar yang menutupi pintu gua.

24. Doa orang yang terzalimi kepada orang yang menzalimi.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

وَاتَّقِ دَعْوَةَ الْمَظْلُومِ فَإِنَّهُ لَيْسَ بَيْنَهَا وَبَيْنَ اللَّهِ حِجَابٌ

“Dan berhati-hatilah terhadap doa orang yang terzalimi, karena tidak ada penghalang antara doanya dengan Allah.” (HR. Bukhari)

25. Doa Orang Tua Kepada Anaknya

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ثَلَاثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ لَا شَكَّ فِيهِنَّ: دَعْوَةُ المَظْلُومِ، وَدَعْوَةُ المُسَافِرِ، وَدَعْوَةُ الوَالِدِ عَلَى وَلَدِه

“Ada tiga doa mustajab yang tidak diragukan lagi, yaitu: doa orang yang terzalimi, doa musafir, dan doa orang tua terhadap anaknya.” (HR. Tirmidzi, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan dihasankan oleh Syaikh al-Albani)

26. Doa musafir

Dalilnya adalah hadis sebelumnya.

27. Doa orang yang berpuasa sampai ia berbuka.

Rasululllah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ثَلَاثَةٌ لَا تُرَدُّ دَعْوَتُهُمْ: الصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ، وَالإِمَامُ العَادِلُ، وَدَعْوَةُ المَظْلُومِ يَرْفَعُهَا اللَّهُ فَوْقَ الغَمَامِ وَيَفْتَحُ لَهَا أَبْوَابَ السَّمَاءِ وَيَقُولُ الرَّبُّ: وَعِزَّتِي لَأَنْصُرَنَّكِ وَلَوْ بَعْدَ حِينٍ

“Ada tiga doa yang tidak ditolak, yaitu: orang yang berpuasa sampai berbuka, imam yang adil, dan doa orang yang yang terzalimi. Doa orang yang terzalimi Allah angkat ke atas awan, dan Dia akan membuka pintu-pintu langit untuknya. Allah berfirman, “Demi keperkasaan-Ku. Aku akan menolong kamu meskipun telah berlalu waktu yang lama.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, al-Baghawi, dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani)

28. Doa Orang yang Berpuasa Ketika Berbuka.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ لِلصَّائِمِ عِنْدَ فِطْرِهِ لَدَعْوَةً مَا تُرَدُّ

“Sesungguhnya orang yang berpuasa memiliki doa yang tidak ditolak ketika berbuka.” (HR. Ibnu Majah, dan dihasankan oleh Al Hafizh Ibnu hajar dalam takhrijnya terhadap Al Adzkar 4/342)

29. Doa Orang yang Terdesak Sekali

Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala, “Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya.” (QS. An Naml: 62)

Dalil lainnya adalah hadis tiga orang yang terjebak dalam gua yang tidak dapat keluar darinya karena tertutup batu yang besar sebagaimana dalam Shahih Bukhari dan Muslim, lalu masing-masing mereka berdoa dengan menyebut amal salehnya.

30. Doa Pemimpin yang Adil.

Dalilnya telah disebutkan pada no. 27.

31. Doa Orang yang Berbakti Kepada Kedua Orang Tuanya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثَةٍ إِلاَّ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

“Apabila anak Adam meninggal, maka terputuslah seluruh amalnya kecuali tiga; sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan atau anak saleh yang mendoakan (orang tua)nya.” (HR. Muslim dari Abu Hurairah)

Bersambung…

Oleh ustadz Marwan bin Musa
Maraji’: Ad Du’aa minal Kitaab was Sunnah (Dr. Sa’id bin Ali Al Qahthaniy), Syuruthud Du’aa (Dr.  Sa’id bin Ali Al Qahthaniy), Al Maktabatusy Syaamilah versi 3.35 dan 3.45  dll.

Flashdisk Video Belajar Iqro Belajar Membaca Al-Quran

KLIK GAMBAR UNTUK MEMBELI FLASHDISK VIDEO BELAJAR IQRO, ATAU HUBUNGI: +62813 26 3333 28