Pertanyaan

Apakah Rasulullah ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam ada di mana-mana dan apakah beliau mengetahui perkara gaib?

 

Jawaban

Sudah diketahui dengan pasti berdasarkan dalil-dalil syar’i dalam agama ini bahwa Nabi ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam tidak berada di mana-mana, namun jasadnya berada di dalam kubur beliau di Madinah al-Munawwarah dan ruhnya ada bersama ‘ar-Rafīq al-A’lā’ di surga. Hal ini berdasarkan hadis sahih dari Nabi ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam, di mana menjelang kematian beliau, beliau bersabda:

اللهم فِي الرَّفِيقِ الْأَعْلَى

Artinya: “Ya Allah, aku ingin bersama ar-Rafīq al-A’lā.” (HR. Bukhari)

Beliau mengucapkannya tiga kali kemudian beliau wafat. Ulama Islam sejak masa Sahabat dan setelah mereka telah bersepakat bahwa beliau ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam dikuburkan di rumah Aisyah —Semoga Allah meridai beliau— yang bersebelahan dengan Masjid Nabawi yang mulia dan tetap berada di sana hingga zaman ini. Adapun ruh beliau dan para nabi dan rasul lainnya serta orang-orang beriman semuanya berada di surga walaupun tingkat kenikmatan dan derajat mereka di sana tergantung apa yang Allah telah tetapkan bagi mereka berdasarkan ilmu, iman, dan kesabaran mereka dalam memikul kesulitan di jalan dakwah kepada kebenaran. 

Adapun perkara yang gaib tidak ada yang tahu kecuali Allah saja. Apa yang Rasulullah ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam dan orang sebelum beliau ketahui tentang perkara yang gaib, hanyalah apa yang Allah tampakkan kepada mereka dalam Al-Quran yang mulia dan sunnah yang suci yang menjelaskan masalah surga, neraka, kejadian hari Kiamat, dan lain sebagainya yang telah dijelaskan dalam Al-Quran dan hadis-hadis yang sahih, seperti kabar tentang Dajjal, terbitnya matahari dari Barat, keluarnya Dabbah, turunnya al-Masīẖ, Nabi Isa bin Maryam, di akhir zaman dan lain sebagainya. Hal ini berdasarkan firman Allah dalam surat an-Naml:

قُلْ لَا يَعْلَمُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ الْغَيْبَ إِلَّا اللَّهُ وَمَا يَشْعُرُونَ أَيَّانَ يُبْعَثُونَ – النمل:65

Artinya: “Katakanlah: ‘Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah. Dan mereka tidak mengetahui kapan mereka akan dibangkitkan.'” (QS. An-Naml: 65)

Allah juga berfirman dalam salah satu ayat dalam surat al-An’am:

قُلْ لَا أَقُولُ لَكُمْْ عِنْدِي خَزَائِنُ اللَّهِ وَلَا أَعْلَمُ الْغَيْبَ – الأنعام:50

Artinya: “Katakanlah: ‘Aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa perbendaharaan Allah ada padaku dan tidak (pula) aku mengetahui yang ghaib, ….'” (QS. Al-An’am: 50)

Begitu pula firman-Nya dalam surat al-A’raf:

قُلْ لَا أَمْلِكُ لِنَفْسِي نَفْعًا وَلَا ضَرًّا إِلَّا مَا شَاءَ اللَّهُ وَلَوْ كُنْتُ أَعْلَمُ الْغَيْبَ لَاسْتَكْثَرْتُ مِنَ الْخَيْرِ وَمَا مَسَّنِيَ السُّوءُ إِنْ أَنَا إِلَّا نَذِيرٌ وَبَشِيرٌ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ – الأعراف:188

Artinya: “Katakanlah: ‘Aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan sekiranya aku mengetahui yang gaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudharatan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman.'” (QS. Al-A’raf: 188)

Ayat-ayat yang semakna dengan ini ada banyak.

Banyak hadis sahih dari Rasulullah ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam  yang menunjukkan bahwa beliau tidak mengetahui perkara yang gaib, di antaranya apa yang terdapat dalam jawaban Nabi ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam terhadap pertanyaan Jibril ketika bertanya tentang hari Kiamat.

مَا الْمَسْئُولُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ

Artinya: “Tidaklah orang yang ditanya lebih tahu dari orang yang bertanya.” (HR. Bukhari)

Kemudian ketika beliau menjelaskan lima perkara yang tidak diketahui kecuali oleh Allah Subẖānahu wa Ta’ālā kemudian beliau membaca firman-Nya dalam surat Luqman:

إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَ – لقمان:34

Artinya: “Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat, dan Dialah Yang menurunkan hujan.” (QS. Luqman: 34)

Begitu juga, ketika para pendusta menebar kabar dusta tentang Aisyah —Semoga Allah meridai beliau— bahwa dia telah melakukan perbuatan keji, Nabi ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam tidak mengetahui bahwa dia suci dari tuduhan dusta itu hingga turunnya wahyu, sebagaimana terdapat dalam Surat an-Nur. Demikian pula, ketika Aisyah kehilangan kalungnya dalam beberapa peperangan, Nabi ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam tidak mengetahui keberadaannya dan para Sahabat pun turut mencarinya namun tidak ditemukan. Namun ketika untanya berdiri, ternyata kalungnya ada di bawahnya. Ini hanyalah sedikit dari banyak hadis yang menunjukkan fakta ini.

Adapun apa yang disangkakan orang-orang Sufi bahwa beliau mengetahui perkara yang gaib dan beliau ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam hadir di tengah mereka ketika mereka mengadakan Maulid Nabi atau acara lainnya, ini adalah perkara yang batil yang tidak ada dasarnya sama sekali, namun itu semua karena mereka tidak paham al-Quran, sunah, dan pemahaman para salaf yang saleh.

Kami memohon kepada Allah untuk kita dan semua kaum muslimin agar selamat dari musibah yang menimpa mereka dan memberi kita dan mereka semua jalan yang lurus menuju-Nya. Sesungguhnya Dia yang Maha Mendengar dan Maha Mengabulkan doa. (Dimuat di Majalah Universitas Islam Madinah, volume III, bulan Muharram 1390 H.)

 

Sumber:

https://binbaz.org.sa/fatwas/44/هل يوجد الرسول عليه الصلاة والسلام في كل مكان؟

Sumber artikel PDF

Flashdisk Video Belajar Iqro Belajar Membaca Al-Quran

KLIK GAMBAR UNTUK MEMBELI FLASHDISK VIDEO BELAJAR IQRO, ATAU HUBUNGI: +62813 26 3333 28