Meninggalkan Shalat dengan Sengaja Termasuk Dosa Besar
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
“Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan menurutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan. Kecuali orang bertaubat…” (QS. Maryam: 59-60)
Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman,
“Maka celakalah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya.” (QS. Al-Ma’un: 4-5)
Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman,
“Apakah yang memasukkanmu ke dalam (neraka) Saqar?” Mereka menjawab, “Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat.” (QS. Al-Muddatstsir: 42-43)
Dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Perjanjian yang ada di antara kita dengan mereka adalah shalat, maka barangsiapa yang meninggalkannya, maka dia telah kafir.”
Dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa yang luput melaksanakan shalat ashar (sebagai bentuk pengingkaran), maka amal (ibadah)nya telah gugur (terhapus).”
Dan beliau juga bersabda,
“Antara seorang hamba dengan kemusyrikan adalah meninggalkan shalat.”
Dan dari Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam (bahwasanya beliau) bersabda,
“Barangsiapa yang meninggalkan shalat secara sengaja, maka sungguh jaminan Allah telah terlepas dari dirinya.”
Ini dikatakan oleh Makhul dari Abu Dzar, dan Makhul tidak sempat bertemu dengan beliau.
Umar radhiallahu ‘anhu berkata,
“Ketahuilah, sesungguhnya tidak ada bagian (baik) dalam Islam bagi seseorang yang menyia-nyiakan (meninggalkan) shalat.”
Hal serupa dikatakan juga oleh Ayyub as-Sikhtiyani.
Al-Jariri meriwayatkan dari Abdullah bin Syaqiq, dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, beliau berkata,
“Dahulu para sahabat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak memandang sesuatu pun dari amal ibadah (dalam Islam) yang mana meningalkannya adalah suatu kekufuran kecuali shalat.” (Diriwayatkan oleh al-Hakim dalam al-Mustadrak, dan diriwayatkan pula oleh at-Tirmidzi tanpa menyebutkan dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu.
Ibnu Hazm berkata, “Setelah syirik (mempersekutukan Allah), tidak ada dosa yang lebih besar dariapda menunda shalat hingga habis waktunya, dan membunuh seorang Mukmin tanpa alasan yang benar.”
Hammam meriwatkan, kami diberitakan oleh Qatadah, dari al-Hasan, dari Huraits bin Qabishah, dia berkata, aku dituturkan oleh Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Amal yang paling pertama kali dihisab dari seorang hamba pada hari kiamat adalah shalat; jika shalatnya bagus, maka dia beruntung dan selamat, dan (sebaliknya) jika shalatnya rusak (kesempurnaannya), maka dia gagal dan rugi.” Dihasankan oleh at-Tirmidzi.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,
“Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sampai mereka bersaksi bahwa tidak ada tuhan (yang berhak disembah) kecuali Allah dan bahwasanya Muhammad adalah Rasul Allah, mereka mendirikan shalat, dan membayar zakat. Apabila mereka telah melaksanakannya, maka mereka telah melindungi darah dan harta mereka dari (bahaya serangan)ku, kecuali disebabkan hak Islam, dan perhitungan (amal) mereka adalah kepada Allah.” (Muttafaq alaih)
Dan dari Abu Sa’id,
“Bahwasanya seorang laki-laki berkata, ‘Ya Rasulullah, takutlah kepada Allah!’ Maka beliau bersabda, ‘Celaka kamu, bukankah aku adalah penduduk bumi yang paling berhak untuk takut kepada Allah?’ Maka Khalid bin al-Walid radhiallahu ‘anhu berkata, ‘Bolehkah aku memenggal kepalanya wahai Rasulullah?’ Beliau menjawab, ‘Tidak, barangkali dia melaksanakan shalat’.” (Muttafaq alaihi).
Imam Ahmad meriwayatkan di dalam Musnadnya dari hadits Abdullah bin Amr, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwasanya beliau bersabda,
“Barangsiapa yang tidak menjaga shalat, maka dia tidak dapat mendapatkan cahaya, bukti nyata, dan tidak pula keselamatan, dan pada Hari Kiamat dia bersama Qarun, Firaun, Haman, dan Ubay bin Khalaf (di neraka).” Dan Isnadnya tidak kuat.
Dalil-dalil ini mengindikasikan kufurnya orang yang meninggalkan shalat, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda kepada Mu’adz,
“Tidaklah seorang hamba bersaksi bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya, melainkan Allah mengharamkannya untuk masuk neraka.” (Muttafaq alaih)
Maka orang yang menunda shalat hingga habis waktunya, adalah orang yang menanggung dosa besar, dan orang yang meninggalkannya secara total –yakni: satu shalat- maka dia adalah seperti seorang yang berzina dan mencuri; karena meninggalkan setiap shalat atau menundanya hingga tidak sempat mengerjakannya, adalah suatu dosa besar. Jika seseorang melakukan itu berulang kali, maka dirinya adalah termasuk orang-orang yang (gemar) melakukan dosa-dosa besar, kecuali apabila dia bertaubat. Dan jika terus menerus meninggalkan shalat, maka dia adalah termasuk di antara orang-orang yang merugi dan celaka serta durjana.
Sumber: 76 Dosa Besar yang Dianggap Biasa, Al-Imam Al-Hafizh adz-Dzahabi, Tahqiq Muhyiddin Misti, Darul Haq Cetakan 3 2011/1432 H
Artikel www.Yufidia.com