Bismillaahirrohmaanirrohiim.
Perkenankan kami berbagi.
Tata Cara Puasa Ayyamul Bidh
Di antara sunnah nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah berpuasa minimal tiga hari pada setiap bulan hijriyah. Amalan berpuasa tiga hari pada setiap bulannya memiliki ganjaran pahala yang sangat besar, yakni seperti puasa setahun penuh.
Diriwayatkan dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash radhiallahu ta’ala anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
صَوْمُ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ صَوْمُ الدَّهْرِ كُلِّهِ
“Puasa tiga hari pada setiap bulannya seperti puasa sepanjang tahun.” (HR. Al-Bukhari no. 1979)
Dan waktu yang lebih utama untuk melakukan puasa 3 hari pada setiap bulan tersebut adalah pada Ayyamul Bidh, yaitu pada hari ke-13, 14, dan 15 dari bulan Hijriyah. Puasa tersebut disebut Ayyamul Bidh, yang berarti hari-hari putih, karena pada malam-malam tersebut bulan purnama bersinar terang dengan sinarnya yang putih.
Dari sahabat Abu Dzar radhiallahu ta’ala anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda kepadanya:
يَا أَبَا ذَرٍّ إِذَا صُمْتَ مِنَ الشَّهْرِ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ فَصُمْ ثَلاَثَ عَشْرَةَ وَأَرْبَعَ عَشْرَةَ وَخَمْسَ عَشْرَةَ
“Wahai Abu Dzar, jika engkau ingin berpuasa tiga hari setiap bulannya, maka berpuasalah pada tanggal 13, 14, dan 15 (dari bulan Hijriyah).” (HR. At-Tirmidzi no. 761, Abu ‘Isa Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan)
Keutamaan Puasa Ayyamul Bidh
Ibnu Milhan Al-Qaisiy meriwayatkan dari ayahnya bahwasanya ia berkata:
كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَأْمُرُنَا أَنْ نَصُومَ الْبِيضَ ثَلاَثَ عَشْرَةَ وَأَرْبَعَ عَشْرَةَ وَخَمْسَ عَشْرَةَ . قَالَ وَقَالَ هُنَّ كَهَيْئَةِ الدَّهْرِ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa memerintahkan kami untuk berpuasa pada Ayyamul Bidh, yaitu pada tanggal 13, 14 dan 15 (dari bulan Hijriyah).” Dan beliau bersabda, “Puasa Ayyamul Bidh itu seperti puasa setahun.” (HR. Abu Daud no. 2449 dishahihkan oleh Al-Albani)
Tata Cara Puasa Ayyamul Bidh
Pelaksanaan puasa sunnah Ayyamul Bidh sama seperti pelaksanaan puasa pada umumnya. Hanya waktu pelaksanaannya saja yang berbeda dari ibadah puasa yang lainnya yakni pada tanggal 13, 14 dan 15 dari bulan Hijriyah. Tidak ada lafaz niat khusus untuk melaksanakan puasa Ayyamul Bidh. Cukup dengan adanya niat yang ikhlas di dalam hati dan menjaga diri dari semua pembatal puasa dari mulai fajar hingga terbenam matahari seperti tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Jika Puasa Ayyamul Bidh bertepatan pada Hari Tasyriq
Pelaksanaan puasa Ayyamul Bidh pada setiap bulannya dikecualikan pada tanggal 13 Dzulhijjah, yang mana tanggal 13 Dzulhijjah adalah bagian dari hari tasyriq. Hal ini dikarenakan terdapat larangan untuk berpuasa pada hari tersebut. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَيَّامُ التَّشْرِيقِ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ
“Hari-hari tasyriq adalah hari makan dan minum.” (HR. Muslim no. 1141)
Dr. Abdullah al-Jibrin pernah ditanya tentang hukum puasa Ayyamul Bidh di bulan Dzulhijjah. Beliau menjawab,
يجوز ذلك ولكن يبدؤها من اليوم الرابع عشر إلى السادس عشر ولا يصوم الثالث عشر لأنه من أيام التشريق التي جاء في الحديث أنها أيام أكل وشُرب
“Boleh saja melakukan puasa Ayyamul Bidh pada bulan Dzulhijjah, namun dimulai sejak tanggal 14 sampai 16 Dzulhijjah. Dan tidak boleh puasa di tanggal 13 Dzulhijjah, karena ini merupakan hari tasyriq, yang dinyatakan dalam hadits, bahwa hari tasyriq adalah hari makan dan minum.” (Fatwa Syaikh Abdullah al-Jibrin no. 3699)
Amalan Sunnah yang Dicintai Rasulullah ﷺ
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam senantiasa menjaga puasa Ayyamul Bidh baik dalam keadaan safar maupun dalam keadaan mukim.
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ta’ala ‘anhuma, beliau berkata,
كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لاَ يُفْطِرُ أَيَّامَ الْبِيضِ فِي حَضَرٍ وَلاَ سَفَرٍ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam senantiasa berpuasa Ayyamul Bidh, baik ketika beliau tidak safar maupun ketika beliau safar.” (HR. An-Nasa’i no. 2345, dihasankan oleh Al-Albani)
Keringanan Bagi yang Ingin Puasa Ayyamul Bidh
Pada ibadah puasa Ayyamul Bidh, terdapat kelonggaran dalam waktu pelaksanaannya. Sekiranya pada suatu bulan ia lupa untuk mengerjakan puasa pada tanggal 13,14 atau 15 hijriah, maka ia boleh berpuasa di tanggal lainnya dalam bulan tersebut untuk melengkapi agar tetap berpuasa 3 hari dalam satu bulan. Hal ini sebagaimana yang dijelaskan oleh Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah.
Syaikh Abdul Aziz bin Baz menjelaskan:
يصوم المؤمن الثلاثة في أي وقت من الشهر، الرسول -صلى الله عليه وسلم- أوصى بصيام ثلاثة أيام من كل شهر، سواء كان في أوله، أو في وسطه، أو آخره، الأمر واسع بحمد الله، وإن تيسر صيام البيض الثالث والرابع عشر والخامس عشر متوالية فهو أفضل، وإلا فالأمر واسع، يصوم الإنسان البيض في أي وقت من الشهر مفرقة، أو متوالية
“Seorang mukmin dapat berpuasa 3 hari, di hari apa saja dalam satu bulan. Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam berwasiat kepada umatnya untuk berpuasa 3 hari dalam setiap bulan, baik di awal, di tengah, maupun di akhir bulan. Perkaranya longgar, alhamdulillah. Apabila mampu berpuasa Ayyamul Bidh secara berurutan pada tanggal 13, 14, 15, maka ini lebih baik. Namun jika tidak bisa maka tidak apa-apa, perkaranya longgar. Jadi, dalam satu bulan, puasa Ayyamul Bidh dapat dilakukan secara tidak berurutan atau berurutan.” (Fatwa Syaikh Bin Baz, www.binbaz.org.sa)
Penutup
Seorang muslim sudah semestinya bersemangat untuk melakukan amal sholeh yang kelak menjadi bekal untuknya di akhirat. Oleh karena itu, di antara amalan ringan yang berpahala besar adalah melakukan puasa sunnah tiga hari pada setiap bulannya yang pahalanya seperti puasa setahun penuh.
Demikian tata cara puasa sunnah Ayyamul Bidh. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan kita taufiq untuk bisa mengamalkannya.
Video Tata Cara Puasa Ayyamul Bidh