بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله والصلاة والسلام على من لانبي بعده اما بعد:
Berikut ini merupakan lanjutan doa dan dzikr harian yang telah kami sebutkan dalam risalah sebelumnya. Kami meminta kepada Allah agar risalah ini ikhlas karena-Nya dan bermanfaat, Allahumma aamin.
Doa Ketika Melihat Permulaan Buah
اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ ثَمَرِنَا، بَارِكْ لَنَا فِيْ مَدِيْنَتِنَا، بَارِكْ لَنَا فِيْ صَاعِنَا، بَارِكْ لَنَا فِيْ مُدِّنَا
“Ya Allah, berilah berkah buah-buahan kami, berilah berkah kota kami, berilah berkah sha’ kami (sehingga di antara kami tidak sering mengurangi timbangan) dan berilah berkah mud kami.” (HR. Muslim)
Doa Pengantin Kepada Pasangannya
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا تَزَوَّجَ أَحَدُكُمْ امْرَأَةً أَوْ اشْتَرَى خَادِمًا فَلْيَقُلْ اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا وَخَيْرَ مَا جَبَلْتَهَا عَلَيْهِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَمِنْ شَرِّ مَا جَبَلْتَهَا عَلَيْهِ وَإِذَا اشْتَرَى بَعِيرًا فَلْيَأْخُذْ بِذِرْوَةِ سَنَامِهِ وَلْيَقُلْ مِثْلَ ذَلِكَ
Apabila seseorang di antara kamu menikah dengan seorang perempuan atau membeli pembantu, hendaklah mengucapkan:
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا وَخَيْرَ مَا جَبَلْتَهَا عَلَيْهِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ مَا جَبَلْتَهَا عَلَيْهِ.
Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu kebaikan perempuan atau pembantu ini dan apa yang telah Engkau ciptakan dalam wataknya. Dan aku mohon perlindungan kepada-Mu dari kejelekan perempuan atau pembantu ini dan apa yang telah Engkau ciptakan dalam wataknya.”
Demikian pula ketika membeli unta, maka peganglah puncak punuknya dan ucapkanlah seperti itu.” (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, lihat Shahih Ibnu Majah 1/324)
Agar Dijaga Allah Dari Fitnah Dajjal
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ حَفِظَ عَشْرَ آيَاتٍ مِنْ أَوَّلِ سُورَةِ الْكَهْف عُصِمَ مِنْ الدَّجَّالِ
“Barang siapa yang hapal sepuluh ayat surah Al Kahfi, maka akan dijaga dari Dajjal.” (HR. Muslim dari Abud Darda’)
Demikian pula dengan meminta perlindungan kepada Allah dari fitnahnya dalam doa sebelum salam yang berbunyi, “Allahumma innii a’uudzu bika min ‘adzaabi Jahannam…dst.”
Doa Untuk Orang Yang Memberikan Pinjaman Saat Membayar Hutang Kepadanya
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
بَارَكَ اللهُ لَكَ فِيْ أَهْلِكَ وَمَالِكَ، إِنَّمَا جَزَاءُ السَّلَفِ الْحَمْدُ وَاْلأَدَاءِ
“Semoga Allah memberikan berkah kepadamu dalam keluarga dan hartamu. Sesungguhnya balasan meminjamkan adalah pujian dan pembayaran.” (HR. Nasa’i dalam ‘Amalul Yaumi wal Lailah hal. 300, Ibnu Majah 2/809, dan lihat Shahih Ibnu Majah 2/55)
Doa Naik Kendaraan
بِسْمِ اللهِ، الْحَمْدُ لِلَّهِ {سُبْحَانَ الَّذِيْ سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِيْنَ. وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُوْنَ} الْحَمْدُ لِلَّهِ، الْحَمْدُ لِلَّهِ، الْحَمْدُ لِلَّهِ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ إِنِّيْ ظَلَمْتُ نَفْسِيْ فَاغْفِرْ لِيْ، فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ
“Dengan nama Allah, segala puji bagi Allah, Mahasuci Tuhan yang menundukkan kendaraan ini untuk kami, padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya. Dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami (di hari Kiamat). Segala puji bagi Allah (3x), Mahasuci Engkau ya Allah, sesungguhnya aku menganiaya diriku, maka ampunilah aku. Sesungguhnya tidak ada yang mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, lihat Shahih Tirmidzi 3/156)
Doa Bepergian
اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، {سُبْحَانَ الَّذِيْ سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِيْنَ. وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُوْنَ} اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ فِيْ سَفَرِنَا هَذَا الْبِرَّ وَالتَّقْوَى، وَمِنَ الْعَمَلِ مَا تَرْضَى، اللَّهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا سَفَرَنَا هَذَا وَاطْوِ عَنَّا بُعْدَهُ، اللَّهُمَّ أَنْتَ الصَّاحِبُ فِي السَّفَرِ وَالْخَلِيْفَةُ فِي اْلأَهْلِ، اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ وَعْثَاءِ السَّفَرِ وَكَآبَةِ الْمَنْظَرِ وَسُوْءِ الْمُنْقَلَبِ فِي الْمَالِ وَاْلأَهْلِ.
“Allah Maha Besar (3x). Mahasuci Tuhan yang menundukkan kendaraan ini untuk kami, sedang sebelumnya kami tidak mampu. Dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami (di hari Kiamat). Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kebaikan dan takwa dalam bepergian ini, kami memohon perbuatan yang meridhakan-Mu. Ya Allah, permudahlah perjalanan kami ini, dan dekatkan jaraknya bagi kami. Ya Allah, Engkaulah teman dalam bepergian dan yang mengurusi keluarga(ku). Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kelelahan dalam bepergian, pemandangan yang menyedihkan dan perubahan yang jelek dalam harta dan keluarga.”
Apabila pulang, doa di atas dibaca, dan ditambah:
آيِبُوْنَ تَائِبُوْنَ عَابِدُوْنَ لِرَبِّنَا حَامِدُوْنَ
“Kami kembali dengan bertobat, tetap beribadah dan selalu memuji kepada Tuhan kami.” (HR. Muslim 2/998)
Doa Masuk Desa Atau Kota
اَللَّهُمَّ رَبَّ السَّمَاوَاتِ السَّبْعِ وَمَا أَظْلَلْنَ، وَرَبَّ اْلأَرَضِيْنَ السَّبْعِ وَمَا أَقْلَلْنَ، وَرَبَّ الشَّيَاطِيْنَ وَمَا أَضْلَلْنَ، وَرَبَّ الرِّيَاحِ وَمَا ذَرَيْنَ. أَسْأَلُكَ خَيْرَ هَذِهِ الْقَرْيَةِ وَخَيْرَ أَهْلِهَا، وَخَيْرَ مَا فِيْهَا، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ أَهْلِهَا وَشَرِّ مَا فِيْهَا
“Ya Allah Tuhan Penguasa tujuh langit dan apa yang dinaunginya, Tuhan penguasa tujuh bumi dan apa yang di atasnya, Tuhan yang menguasai setan-setan dan apa yang mereka sesatkan, Tuhan yang menguasai angin dan apa yang diterbangkannya. Aku memohon kepada-Mu kebaikan desa ini, kebaikan penduduknya dan apa yang ada di dalamnya. Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan desa ini, kejelekan penduduknya dan apa yang ada di dalamnya.” (HR. Hakim, ia menshahihkannya dan disepakati oleh Adz Dzahabi 2/100, Ibnussunniy no. 524, dan dihasankan oleh Al Haafizh dalam Takhrij Al Adzkar 5/154. Syaikh Ibnu Baz berkata, “Diriwayatkan oleh Nasa’i dengan isnad yang hasan,” lihat Tuhfatul Akhyar hal. 37)
Doa Apabila Binatang Atau Kendaraan Tergelincir
بِسْمِ اللهِ
“Dengan nama Allah.” (HR. Abu Dawud 4/296, dan dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Abi Dawud 3/941)
Doa Musafir Kepada Orang Yang Ditinggalkan
أَسْتَوْدِعُكُمُ اللهَ الَّذِيْ لاَ تَضِيْعُ وَدَائِعُهُ
“Aku menitipkan kamu kepada Allah yang tidak akan hilang titipan-Nya.” (HR. Ahmad 2/403, Ibnu Majah 2/943, lihat Shahih Ibnu Majah 2/133)
Doa Orang Mukim kepada Musafir
أَسْتَوْدِعُ اللهَ دِيْنَكَ وَأَمَانَتَكَ وَخَوَاتِيْمَ عَمَلِكَ
“Aku menitipkan agamamu, amanatmu dan perbuatanmu yang terakhir kepada Allah.” (HR. Ahmad 2/7, Tirmidzi 5/499, lihat Shahih At Tirmidzi 2/155)
زَوَّدَكَ اللهُ التَّقْوَى، وَغَفَرَ ذَنْبَكَ، وَيَسَّرَ لَكَ الْخَيْرَ حَيْثُ مَا كُنْتَ
“Semoga Allah memberi bekal takwa kepadamu, mengampuni dosamu dan memudahkan kebaikan kepadamu di mana saja kamu berada.” (HR. Tirmidzi, lihat Shahih At Tirmidzi 3/155)
Doa Ketika Singgah di Suatu Tempat
أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ
“Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan apa yang diciptakan-Nya.” (HR. Muslim)
Bertakbir Ketika Berjalan Menaik Dan Bertasbih Ketika Turun
Jabir radhiyallahu ‘anhu berkata, “Kami ketika naik bertakbir dan ketika turun bertasbih.” (HR. Bukhari)
Doa Musafir Ketika Menjelang Subuh
سَمَّعَ سَامِعٌ بِحَمْدِ اللهِ، وَحُسْنِ بَلاَئِهِ عَلَيْنَا. رَبَّنَا صَاحِبْنَا، وَأَفْضِلْ عَلَيْنَا عَائِذًا بِاللهِ مِنَ النَّارِ
“Ada saksi yang menyaksikan pujian kami kepada Allah (atas nikmat) dan cobaan-Nya yang baik kepada kami. Wahai Tuhan kami, temanilah kami (peliharalah kami) dan berilah karunia kepada kami, sambil kami berlindung kepada Allah dari api Neraka.” (HR. Muslim)
Doa Pada Hari ‘Arafah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Doa yang terbaik (yang mustajab) adalah di hari Arafah, dan sebaik-baik ucapan yang aku dan para nabi sebelumku baca, adalah:
لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ.
Artinya: Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, Yang Maha Esa, Tidak ada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya kerajaan dan pujian. Dialah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu. (HR. Tirmidzi dan dihasankan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi 3/184 dan dalam Ash Shahiihah 4/6)
Beberapa Adab Dan Kebaikan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا كَانَ جُنْحُ اللَّيْلِ -أَوْ أَمْسَيْتُمْ- فَكُفُّوْا صِبْيَانَكُمْ؛ فَإِنَّ الشَّيَاطِيْنَ تَنْتَشِرُ حِيْنَئِذٍ، فَإِذَا ذَهَبَ سَاعَةٌ مِنَ اللَّيْلِ فَخَلُّوْهُمْ، وَأَغْلِقُوا اْلأَبْوَابَ وَاذْكُرُوا اسْمَ اللهِ؛ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ لاَ يَفْتَحُ بَابًا مُغْلَقًا، وَأَوْكُوْا قِرَبَكُمْ وَاذْكُرُوا اسْمَ اللهِ، وَخَمِّرُوْا آنِيَتَكُمْ وَاذْكُرُوا اسْمَ اللهِ، وَلَوْ أَنْ تَعْرُضُوْا عَلَيْهَا شَيْئًا، وَأَطْفِئُوْا مَصَابِيْحَكُمْ
Apabila malam tiba -atau kamu masuk di waktu malam-, maka tahanlah anak-anakmu, sesungguhnya setan pada saat itu bertebaran[1]. Apabila malam telah terlewati sesaat, maka lepaskan mereka, dan tutuplah pintu serta sebutlah nama Allah (membaca: Bismillaah). Sesungguhnya setan tidak membuka pintu yang tertutup, ikatlah gerabamu (tempat air dari kulit) dan sebutlah nama Allah. Tutuplah wadah-wadahmu dan sebutlah nama Allah, sekalipun dengan melintangkan sesuatu di atasnya, dan padamkan lampu-lampumu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Bacaan Dalam Majlis
عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ كَانَ يُعَدُّ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْمَجْلِسِ الْوَاحِدِ مِائَةُ مَرَّةٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَقُومَ رَبِّ اغْفِرْ لِي وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الْغَفُورُ
Dari Ibnu Umar ia berkata, “Pernah dihitung bacaan Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam dalam satu majlis seratus kali sebelum Beliau berdiri, yaitu:
رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الْغَفُوْرُ.
“Wahai Tuhanku, ampunilah aku dan terimalah tobatku, sesungguhnya Engkau Maha Penerima tobat lagi Maha Pengampun.” (HR. Tirmidzi dan lainnya, lihat Shahih At Tirmidzi 3/153 dan Shahih Ibnu Majah 2/321)
Doa Kaffaratul Majlis
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ
“Mahasuci Engkau ya Allah, aku memuji-Mu. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau, aku meminta ampun dan bertobat kepada- Mu.” (HR. Para pemilik kitab Sunan, dan lihat Shahih At-Tirmidzi 3/153.
Dari Aisyah Radhiallahu’anha, dia berkata, “Setiap Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam duduk di suatu tempat, setiap membaca Al-Qur’an dan setiap melakukan shalat, beliau mengakhirinya dengan beberapa kalimat.” Aisyah Radhiallahu’anha berkata: Aku berkata: “Wahai Rasululllah, Aku melihat engkau setiap duduk di suatu majelis, membaca Al-Qur’an atau melakukan shalat, engkau selalu mengakhiri dengan beberapa kalimat itu.” Beliau bersabda,
نَعَمْ، مَنْ قَالَ خَيْراً خُتِمَ لَهُ طَابَعٌ عَلَى ذَلِكَ الْخَيْرِ وَمَنْ قَالَ شَرّاً كُنَّ لَهُ كَفَّارَةً، سُبْحَانَكَ وَبِحَمْدِكَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ
“Ya, barang siapa yang berkata baik akan distempel pada kebaikan itu (pahala bacaan kalimat tersebut), barang siapa yang berkata jelek, maka kalimat tersebut merupakan penghapusnya. (Kalimat itu adalah: Subhaanaka wa bihamdika laa ilaaha illaa anta astaghfiruka wa atuubu ilaik).” HR. An-Nasa’i dalam kitab ‘Amalul Yaum wal Lailah, hal. 308. Imam Ahmad 6/77. Dr. Faruq Hammadah menyatakan, hadits tersebut shahih dalam Tahqiq ‘Amalul Yaum wal Lailah, karya An Nasa’i hal. 273).
Wallahu a’lam, wa shallallahu ‘ala Muhammad wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa sallam.
Marwan bin Musa
Maraji’: Hishnul Muslim (Dr. Sa’id Al Qahthani), Al Maktabatusy Syaamilah, Fathul Bari dll.
Artikel www.Yufidia.com