Mengenal Madinah
Dulu, kota ini bernama Yatsrib. Setelah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berhijrah ke kota ini, selanjutnya kota ini sering dikenal dengan “Madinatur Rasul”. Kemudian, orang menyebut kota ini dengan “Al-Madinah”.
Kota Al-Madinah memiliki banyak nama; ada sekitar 29 nama. Di antara nama tersebut adalah:
- Thabah (yang baik). Ini berdasarkan riwayat bahwa ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pulang dari Tabuk dan hendak memasuki kota Madinah, beliau mengatakan, “Ini (Madinah) adalah Thabah ….” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
- Thayibah. Ini berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang Madinah, “Ini adalah kota Thayibah, yang menghilangkan kotoran (manusia munafik) sebagaimana api menghilangkan kotoran dari perak.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
- Al-Mahabah dan Al-Mahbub.
- Yatsrib. Ini adalah nama kota Madinah sebelum hijrahnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Di antara nama yang lain adalah An-Najiyah, Al-Mubarakah, Al-Majinnah, Al-Marzuqah, Asy-Syafiyah, Al-Mahfufah, Al-Marhumah, Al-Qudsiyah, Darul Hijrah, dan Al-Jabirah.
Posisi Geografis
Secara geografis, kota ini berupa dataran yang dikelilingi gunung dan bukit-bukit, serta beriklim gurun. Suhu tertinggi berkisar antara 30 °C sampai 45 °C pada waktu musim panas, dan suhu rata-rata berkisar antara 10 °C sampai 25 °C.
Keutamaan Kota Madinah
Kota Madinah memiliki banyak keutamaan, sebagaimana disebutkan dalam hadis. Di antara hadis yang menyebutkan keutamaan kota Madinah adalah:
- Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya, Ibrahim menyebabkan kota Mekah menjadi kota suci, dan aku menyebabkan Madinah menjadi kota suci.” (HR. Muslim)
- Sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Kota Madinah adalah kota suci, yang batasnya antara Gunung ‘Ir dan Gunung Tsaur. Barang siapa yang melakukan perbuatan bid’ah atau melindungi ahli bid’ah maka dia mendapat laknat Allah, para malaikat, dan seluruh manusia. Allah tidak menerima amal wajib dan amal sunahnya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
- Hadis beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Sesungguhnya, iman bersembunyi di Madinah, sebagaimana ular bersembunyi di lubangnya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Makna hadis: Iman selalu menuju Madinah dan tinggal di Madinah, sehingga setiap orang yang beriman merasa aman untuk tinggal di Madinah, disebabkan dorongan imannya dan rasa cinta terhadap kota ini. (Fadhlul Madinah, Syekh Abdul Muhsin Al-Abbad, hlm. 4)
- Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Saya diperintahkan untuk menuju daerah yang memakan daerah lain.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim). Makna “memakan daerah lain”: Kota Madinah akan mengalahkan kota lain.
- Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menasihatkan para sahabat untuk bersabar di Madinah, meskipun dalam kondisi kemiskinan. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Madinah lebih baik bagi mereka (manusia), jika mereka mengetahuinya.” (HR. Muslim)
- Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mendoakan Madinah dengan keberkahan, melalui sabdanya shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Ya Allah, berkahilah hasil buah-buahan kami, berkahilah Madinah kami, berkahilah takaran kami ….” (HR. Muslim)
- Madinah tidak bisa dimasuki Dajal. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Di setiap lorong menuju Madinah terdapat banyak malaikat; tidak bisa dimasuki wabah tha’un dan Dajal.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
- Salat di Masjid Nabawi lebih mulia daripada salat di selain Masjid Nabawi, kecuali Masjidil Haram. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Salat di masjidku ini lebih utama dibandingkan seribu salat di selain Masjid Nabawi, kecuali Masjidil Haram.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Artikel www.yufidia.com