10 Pelajaran Dari Corona Untuk Keluar Dari Riba
PERTAMA:
Sadari riba adalah ancaman mematikan, sebagaimana Anda menyadari bahwa corona adalah wabah mematikan. Sikapilah riba bagaikan Anda menyikapi corona.
KEDUA:
Terapkan Physical Distancing dengan jaga jarak aman dan disiplin untuk melaksanakannya. Jauhi perilaku besar pasak dari pada tiang, jauhi nafsu serba instan (sekarang ingin sekarang juga dibeli), dan jauhi para marketing riba, sebagaimana Anda menjauhi orang orang yang berpotensi menularkan corona kepada Anda.
KETIGA:
Budayakan menjaga kesehatan finansial Anda, dengan menabung, bekerja keras, dan ‘berolah raga’ dengan berperilaku produktif, sebagaimana Anda menjaga fisik Anda agar tidak mudah terpapar virus corona.
KEEMPAT:
Buang rasa malu dari mengenakan masker kesehatan finansial, jangan lagi ada kata: kawan sudah beli, masak saya tidak beli, apa kata dunia? buang jauh-jauh pikiran dan sikap seperti ini.
KELIMA:
Biasakan merencanakan keuangan, penuhilah kebutuhan primer sebelum sekunder dan sekunder sebelum tersier. Jangan sampai kebutuhan untuk berkomunikasi misalnya, yang merupakan kebutuhan primer, terkalahkan oleh tren dan gengsi merek HP yang wah, dengan fitur yang serba wah, namun akhirnya tidak berguna. Gunakan HP yang sesuai kebutuhan, bukan sesuai dengan tren yang seringkali di luar kemampuan.
Kalau belum mampu beli motor baru, ya banyak motor bekas yang sesuai dengan kantong anda, yang penting motor sehat dan anda bebas riba.
KEENAM:
Kebutuhan itu dipenuhi dengan bertahap, sebagaimana penghasilan Anda juga dikumpulkan secara bertahap. Beli tanah dulu, lalu bangun rumah yang penting bisa dihuni dulu, kemudian bila sudah memiliki uang lagi, baru direnovasi untuk lebih bagus, demikian seterusnya.
KETUJUH:
Bila Anda telah terjangkiti ‘virus riba’, ya segera ‘berobat’, walau dengan menjual sebagian aset, yang terpenting nyawa ekonomi Anda selamat.
Sebagaimana bila raga Anda sakit, maka anda juga siap menjual sebagian aset untuk berobat, yang penting selamat.
Jangan sampai emas digadaikan dengan uang, lalu bingung menebus, sedangkan bunganya terus berkembang dan merekah. Ndak usah kawatir, toko emas akan tetap buka, kapan saja dan model apa saja dan berapa saja yang Anda butuhkan.
Anda jual emas Anda hari ini, lebih nyaman dibanding emas digadaikan dan Anda terus menanggung bunga dan pokok cicilannya.
KEDELAPAN
Tanamkan dalam diri Anda, bahwa Anda bukan Tuhan, sehingga wajar bila ada (bahkan banyak) keinginan Anda yang belum kesampaian.
Semua orang mengalami hal tersebut, bukan hanya Anda, jangan merasa terhina atau menderita.
Kalaupun sampai mati Anda belum berkesempatan memiliki kendaraan, atau belum kesampaian memiliki rumah mewah, maka jangan khawatir, surga tidak tertutup untuk Anda, namun bila sampai Anda mati dengan memikul dosa riba, maka bisa jadi jalan ke neraka begitu lebar terbuka untuk Anda.
KESEMBILAN
Selalu berpikiran positif, walau belum bisa beli mobil, yang penting tidak terjangkiti riba, sebagaimana hari ini Anda berkata, walau tidak bisa bebas keluar rumah mendulang penghasilan atau keuntungan segunung dan aktivitas lainnya, yang penting Anda sehat bebas dari virus corona.
KESEPULUH:
Bila Anda terbiasa mematuhi peraturan perusahaan dan meningkatkan kinerja agar mendapat bonus dan insentif yang bisa Anda dapatkan, maka tahukah Anda bahwa pemilik rezeki itu adalah Allah Ta’ala?
Biasakan mematuhi segala perintah dan menjauhi larangan-Nya, percayalah Allah Ta’ala akan segera mencairkan bonus, insentif, gaji ke-13, THR, dan lainnya kepada Anda.
Renungkan pesan pesan Nabi Nuh ‘alaihissalam berikut ini:
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا {10} يُرْسِلِ السَّمَاء عَلَيْكُم مِّدْرَارًا {11} وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَل لَّكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَل لَّكُمْ أَنْهَارًا
Maka aku katakan kepada mereka: “Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (QS. Nuh: 10-12)
Segera ucapkan: Selamat tinggal riba!
Penulis: Ustadz Dr. Muhammad Arifin Badri