Ada orang yang menggunjing di majelis Abdullah bin Mubarok. Beliau tegur orang tersebut dengan mengatakan,
إن أردتم أن تغتابوا اغتابوا أبويكم لئلا يرد أجر عملكم إلى الأجنبي بل إليهما
“Jika kalian ingin menggunjing seseorang gunjinglah ayah ibumu agar pahala amal shalih kalian tidak diberikan kepada orang lain namun diberikan kepada ortu sendiri.” (Mawa’izh ash-Shalihin wa ash-Shalihat hlm 62)
Zalim, mengganggu, menyakiti dan merugikan orang lain adalah sebab bangkrut di akherat.
Hakikatnya orang yang berbuat zalim itu mentransfer pahala amal kebaikannya kepada pihak yang dizalimi.
Diantara bentuk kezaliman adalah menggunjing orang lain.
Menggunjing berarti transfer pahala kepada orang yang digunjing.
Suka menggunjing berarti menjadi orang yang bersusah payah beribadah dan beramal shalih namun ternyata pahalanya dinikmati oleh orang yang digunjing.
“Oleh karena itu orang yang menggunjing kita sebenarnya adalah orang yang “berbuat baik”kepada kita.
Andai menggunjing orang itu boleh tentu yang paling berhak mendapatkan transferan pahala adalah ayah ibu kita masing-masing.
“Jangan terlalu sedih ketika banyak orang yang membicarakan aib kita di belakang sebab kita menerima transferan pahala dari hal ini.”
Penulis: Ustadz Dr. Aris Munandar, S.S., M.P.I.